My Profile

Jumat, 30 Maret 2012

Tv akari ic1497mrd mati total


benar benar menjengkelkan..maklumlah sudah dua kali ganti TR regulator..selalu jebol padahal beban ke horizontal sudah di lepas ketika TR di pasang dan cek sana sini seperti TR kecil,dioda,kapasitor,dan resistor di sekitar regulator.tv di on kan dan dus.s...s sekarang langsung putus waduh...waduh apa lagi ini .dan saya cek TR nya ternyata jebol lagi...pengalaman sebelum nya perna seperti ini pada tv polytron yang menggunakan fs 7um. yang kerusakan nya pada resistor 470 ohm pada regulator output R ini terhubung dengan koupler. setelah istirahat sejenak nongol dah inspirasi...semua komponen di regulator sudah di cek semua. kecuali ic koupler..langsung saja saya ganti ..tv pun siap beraksi lagi. dan byar..r tv langsung nyala tapi suara apa tu..meletek,pletek..eh ternyata flyback nya bocor..terlihat plyback pecah melintang..sepanjang 5cm dasar tv jadul gerutu ku...setelah pergantian plyback tv pun normal..trimakash semoga pengalaman ku bermanfaat..


CARA SERVICE TV SHARP WONDER PROTECT



Kemarin sore dapat servisan tv sharp wonder dgan kerusakan protek tadi nya saya kira tv ini akan membuat otak saya ngebul he.he..karna tv sharp terkenal dgan sistem protek nya yg sangat di benci tukang servis.ambil peralatan tv langsung saya operasi ..lo mana mesin nya ha.ha.ternyata debu telah membalut mesin nya sampe engk keliatan komponenya..lalu saya bersh kan ternyata komponen2 disana ketika saya cek pisiknya mash pada oke begitu juga dgn solderan engk ada yang retak..tv ini menggunakan strG5653 dan memakai ic tunggal tda9381ps.ic partikal an5522 dan untk horizntl nya d2586.

Ahirnya sebelum pengeckan berlanjut dgn tester andalan ku..aku coba nyalakan mesin tv tanpa memasangnya pada tabung..dan jos..s.ss terdengar semburan anoda flyback..la..kok engak protek lagi..trus saya pasang aja mesin pada tabung dan jreng tv oke dan engak protek lagi..jadi timbul pertanya di otak ku apa sebab nya apa debu tadi atau ada soket yang kendur..ah.h..h masa bodh lah yg penting beres dan bayaran he.he wah jadi cleaning servis bayaran jg ya..trimakash semoga pengalaman ku berguna engk smua protek mengerikan itu pesan ku..salam sukses..


tv pemasangan layanan nyc - Advanced Tembok Mounted Pengaturan TV dan Instalasi


Paket Instalasi Lanjutan Anda akan mendapatkan layanan yang sama besar dengan penambahan kabel tersembunyi (Kecuali Listrik). Kami akan memberikan braket untuk memasang TV di dinding sehingga Anda tidak perlu repot dengan toko-toko elektronik dan asosiasi penjualan unkowledgable.


Kami Will:
mengirimkan teknisi bersertifikat untuk rumah atau kantor
memberikan konsultasi profesional untuk pekerjaan yang Anda inginkan
menyediakan Anda dengan dinding gunung miring TV braket (cocok TV 37 "-63")
menginstal Braket TV yang meningkat untuk standar, batu kayu atau drywall dan me-mount TV pada braket
menghubungkan hingga 3 komponen video (seperti kotak kabel HD, DVD player, sistem game, dll) ke TV
menyembunyikan audio / video kabel dalam dinding atau menyembunyikan dengan cetakan paintable
pastikan semua komponen Anda bekerja dengan benar
menunjukkan cara untuk menggunakan sistem baru Anda
membersihkan, menghapus semua bahan kemasan dari rumah Anda dan rapi mengatur semua kabel
menyediakan Anda dengan garansi Instalasi TV 2 tahun pada pengerjaan
pastikan Anda benar-benar puas


INVERTER TEGANGAN TINGGI HORISONTAL



pada postingan kali ini kita akan membuat inverter bertegangan tinggi..lebih 10kv..entah bermanfaat atau tidak tapi banyak sekali yg bertanya dan minta di buat kan rangkaian untuk menaikan tegangan.
perna suatu hari saya berkunjung ke tempat paman saya tepat nya di daerah batu raja sumatra selatan ..nah..di sana saya banyak jumpai kebun yg sekeliling pagar nya di aliri listrik...menurt cerita itu sebagai penghalang babi hutan yg sering merusak tanaman.
Wow...bahaya sekali...apalagi listrik nya dari pln yg daya nya cukup besar...dan sangat mematikn...padahal tujuan awal nya hanya mengejutkan saja.. Nah...!!dari sana sy punya inspirasi untuk menggunakan flyback bekas tv sebagai penaik tegangan .....
Pada rangkaian di atas di saran kan hanya memakai satu buah transistor saja dengan tujuan agar arus atau daya tidak terlalu besar...dan hanya tegangan nya saja yg tinggi sehingga akan menimbulkan efek kejut..(bukan berarti tidak berbahaya)
Di sini saya memanfaatkan flyback bekas tv..karena kalau harus gulung sendiri sngat repot dan tentu biaya akan lebih besar...buatlah rangkaian seperti gambar di atas dan kabel keluaran yg akankita gunakan adalh kabel anoda(tegangan tinggi)
beri keping pendingin trasistr supaya tidak terjadi overheat..


Catatan: semakin besar tegangan input maka makin besar tegangan yg di hasilkn..dan begitu sebalik nya semakin kecil tegangan input maka tegangan yg di hasilkan jg akan kecil.
Semakin besar nilai resistor maka semakin kecil tegangan yg di hasilkan dan daya suply lebih irit.
Hati2 penulis tidak bertanggu jawab atas segala resiko nya.
Good luck...


Lampu neon elektronik


pernah..pada suatu ketika saat saya mash di lampung.di rumah banyak lampu neon yg memakai rangkaian elektronik yang mati..suatu hari saya iseng membongkar nya ternyata ketika saya ukur smua lampu neon atau boltlamp nya tidak ada yg putus ..tetapi rangkaian elektronik nya saja yg rusak. ahr nya saya coba servis.di situ ada dua buah tr dan beberapa resistr..dioda dan capasitor milar..rata2 yg rusak capasitor milar yg short dan tr nya..karna mencari komponen nya waktu agak susah.ahr nya saya kanibal kan dan hasil nya jreeng:.:langsung terang kembali..e.e.tetangga berbondong kerumah minta di servis lampunya..ha.ha.ha.ayo gratis..gratis masa promosi..jadi buat rekan2 jangan buru2 dibuang kalo lampunya mati ya.moga pengalaman saya menjadi inspirasi rekan-rekan. bye


Mengukur komponen tanpa melepas dari pcb bagian 2


kalau pada artikel yg pertama mengukur menggunakan avo meter analog nah sekarang akan saya jelas kan dg menggunakan avometer digital. apa bila anda mempunyai avometer digtal(multi tester) maka akan lebh mudah lagi..di karnakan avo meter ini pada selector ohm meter.

Apa bila di gunakan untuk mengukur dioda maka hasil akan nol(tidak terbaca) nah..Disinilah letak kelebihan nya ;apa bila kita gunakan untuk mengukur resistor langsung pada pcb hasil nya akurat dan tidak terpengaruh dengan komponen lain yg terhubung paralel terhadap resistor yg kita ukur. Apa bila hendak mengukur dioda maka gunakan selectr tersendiri yg di sediakan.

Tentu cara nya sama tak usah di lepas terlebih dahulu.Ukur dgan cara di bolak balik.Untuk mengukur transistor sama seperti mengukur dioda.Karna pada dasarnya transistor terbentuk dari dua buah dioda. Nah...Gimana sekarang mari tinggal kan cara lama yg cuma buang buang waktu untuk melepas kompnen yg ternyata setelah di ukur tidak rusak.He.He.Analisa dulu baru bertindak..Jangan bertindak dulu baru analisa..Semoga bermanfaat amin.....


RANGKAIAN GUN CRT SEDERHANA



Daftar alat..:relay 220v Capasitor AC 400V 25mf. Diatas adalah rangkaian restorer tabung crt yang sangat sederhana. hanya menggunakan dua komponen penting yaitu satu buah relay sebagai kontak pemindah jalur dan kapasitor sebagai penyimpan arus sementara. Prinsip kerjanya menggunakan tegangan atau arus AC.ketika relay dalam keadaan off maka kontak NC akan mengisi kapasitor..setelah relay di on kan maka relai akan memindahkan jalur kontak dan meng injeksikan arus ke crt..kelebihan rangkaian menggunakan arus Ac yaitu kita tidak perlu takut terbalik antara G dan K. tidak seperti gun crt pada umum nya yg menggunakan arus DC yang polaritas harus benar dan tak boleh terbalik.

Cara pakai

Beri tegangan pada heater kurang lebh 6v ac atau dc. pasang kabel gun crt ke katoda dan grid yg hendak di restor..lalu beritegangan pada gun crt untuk mengisi kapasitor.tunggu beberapa saat kiranya capasitor telah penuh lalu on kan relay..beres deh.ulangi sampai tabung kembali normal. Untuk relay beri tegangan kerja tersendiri pasang switch untuk on off nya. Demikianlah semoga bermanfaat..amin


INVERTER 12V DC KE 220V AC



Daftar alat: Trafo ct 5a Tr 2n3055 dua buah Resistor 1 kohm dua buah. Rangkaian inverter di atas sangat sederhana dan dapat di rangkai dengan biaya yang cukup murah..rangkaian di atas dapat di gunakan untuk menaikan tegangan dari 12v dc ke 220v ac..dan dapat di gunakan untuk meng hidupkan lampu,tv,cd ..tergantu besar daya inverter nya. Besarnya daya yang di hasilkan inverter tergantung pada: Besarnya daya suplay 12v misalnya accu 60A,7A,5A.

Ukuran trafo dan jumlah tr sangat mempengaruhi daya in verter untuk menambh daya maka tambah kan transistor dengan jenis yang sama. Pasang secara paralel..untuk trafo 5a dgn 12 transistor dapat menghasilkan 300watt lebih.untuk mengurangi panas pada tr pasang pada keping pendingn..dan pasang kapasitor ac2,5mf 400v pada tegangan outputnya untuk menghilangkan noise yang sangat menggangu apa bila invester di gunakan untuk mensuplay sound system.untuk membuat lampu emergency cukup gunakan trafo 1A dan 2 transistor seperti pada rangkaian di atas..mati lampu tak masalah....trimaksh moga bermanfaat


MERUBAH TRAFO BIASA MENJADI TRAFO CT



kali ini saya akan membahas cara mengunakan trafo biasa untuk rangkaian penyearah ct(center tap) perhatikan dengan jelas gambar di atas...
berkadang orang tidak memahami prinsip dasar trafo. Sehingga saat butuh power suply dengan rangkaian ct dia harus beli..trafo ct pada hal dia punya trafo biasa(bukan ct) wah...ini agak lucu..menurut saya.

apa bila kita perhatikanprinsip dasar gulungan ct dan trafo biasa sebenar nya pola gulunganya sama saja. Diatas adalah gambar trafo biasa di mana tegangan 0v ada di pinggir sedang kan pada trafo ct 0v ada di tengah.. pada rangkaian di atas saya membutuh kan tegangan ct 12v ct maka dari itu saya menempatkan center tap nya pada pin 12v pada trafo lalu yang akan di searahkn pin 0v dan 24v....disini pin 0v dan 24 sudah kita anggap 12v mengapa?karena ct nya ada di 12v maka 24-12=12 dan 12-0=12 pembuktianya ukur antara pin 12v dan 24v maka hasilnya 12v lalu ukur pin 12 ke 0v maka hasil nya akan 12v juga..
Bagai mana kalau kita butuh rangkaian 6v ct maka susunan pin nya 0v--6v--12v dan 6v kita jadikn ct.

Kalau butuh 18v maka susunan nya 0v--18v--36v. Dan ct nya ada di pin 18v.
Jika seandai nya pin 36v tidak ada tapi yg ada 32v maka gunakan saja 32v..hasil nya akan sama saja setelah masuk rangkaian penyearah...dan tegangan akan di ratakan oleh kapasitor filter..
Nah..bagai mana menurut anda apakah harus beli trafo ct yg harga nya dua kali lipat dari trafo biasa....
Good luck..!


Mengatasi layar tv yang menyempit kiri dan kanan



Kali ini saya akan berbagi trik sedikit bagai mana cara mengatasi tv dgan kerusakan gambar menyempit kiri dan kanan.
Gejala semacam ini sering kita temui saat pergantian mesin tv.. Atau yoke defleksi ini di sebab kan resistansi dari yoke tidak tepat dgan ukuran aslinya.
Bagi para technisi kerusakan semacam ini bisa di atasi dgan merubah parameter horizontal size dgan masuk ke sermod..atau mengganti nilai kapasitor resonan.. Tapi...kalau dgan cara tersebut masalah belum teratasi...wah....bikin puyeng........
Untuk itu sy akan kasih tips nya

Pertama tama..siapkan kabel yang agak panjang lalu
...ganti kabel yg menujuke yoke horzntal dgan kabel tadi (salah satu saja).
Di sini Kebel di ganti menjadi agak panjang tujuannya agar bisa di lilitkan pada inti perit(lihat gambar di atas)..
Lilitkan berapa belitan kabel tadi pada inti ferit flyback. Lalu solder ujung nya pada konentor..beres...cukup mudah kan.
Seandainya gambar masih dirasa kurang lebar ,tambahkan jumlah lilitannya dan sebaliknya apabila kelebaran kurangi lilitannya..
Semoga bermanfaat salam sukses..!


Cara Service TV SAMSUNG Power mati


Posting kali ini akan menjelaskan tentang pengalaman perbaikan pada Televisi Samsung model 14 inch untuk semua tipe chasis KS1A, untuk tipe chasis sendiri anda bisa lihat di bagian bawah PCB chasis biasanya di dekat Trafo FBT. Kebetulan untuk TV yang kemarin saya perbaiki adalah model 21 inch.

Gejala pada TV Samsung ini sendiri adalah power off, komponen yang sudah dicoba diganti adalah Tr Power 6810A yang setelah diganti baru ternyata short lagi, kemudian Deflection yoke juga diganti dengan yang baru namun ternyata masih menunjukkan kerusakan yang sama.

Anehnya pada saat TV dinyalakan tetapi dengan kondisi deflection yoke dicabut transistor power tidak putus / short lagi, setelah dicek ternyata kerusakan bukan pada bagian TR power atau deflection yoke melainkan pada capasitor horizontal 680pF 1K2V yang hambatannya sudah berubah walaupun tidak short.

Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar, bagian yang ditandai menunjukkan komponen yang saya maksud.



Tentu saja penyebab lain untuk kerusakan sejenis masih banyak, tetapi supaya anda tidak kehabisan stok TR power untuk kerusakan seperti ini saya sarankan anda juga membaca postingan saya yang terdahulu tentang Trik Mencegah Transistor Power Short. Ok sekian postingan kali ini semoga bermanfaat.


Service TV Toshiba Mati Kadang-Kadang


Setelah dua hari kemarin saya memperbaiki TV tidak ada yang berhasil, akhirnya hari ini service TV Toshiba mati kadang-kadang dan berhasil saya perbaiki. Awalnya saya kira televisi tersebut mengalami kerusakan power supply yang lumayan parah, karena kalau saya lihat modelnya adalah televisi Toshiba yang sudah berumur tua.

Kerusakannya adalah kalau sudah panas mati kadang-kadang, jadi kalau televisi sudah dihidupkan sekitar satu jam maka perlahan-lahan TV akan mati. Pemilik TV juga mengeluhkan kalau menu OSD pada layar tidak dapat hilang dan muncul tulisan Factory.

Kesimpulan saya selain rusak power, televisi tersebut juga mengalami error pada bagian program atau OSD menu, sehingga yang muncul adalah factory menu yang merupakan OSD menu untuk settingan awal di pabrik.

Namun setelah televisi saya buka, ternyata saya mendapat kejutan yang tidak disangka. Yang ber-merek Toshiba hanyalah covernya saja, sedangkan dalaman TV sudah diganti dengan mesin televisi China. Tentu saja hal ini malah memudahkan saya, karena secara otomatis berarti mesinnya tidak jadul-jadul amat. Jadi masih mudah dalam mencari kerusakannya.

Dan ternyata benar, kerusakan mati kadang-kadang saya atasi dengan melakukan solder ulang pada bagian power suppy dan mengganti capasitor/ elco B+ dengan nilai 150uF/ 200volt. Sedangkan masalah menu factory yang tidak mau hilang, ternyata hal tersebut dapat di atasi dengan melakukan setting pada remote control dari mesin TV China yang saya bawa.

Jadi begitulah kerusakan televisi yang saya dapatkan hari ini, tidak sesulit hari kemarin. Dan saya-pun mengakhiri aktifitas di dunia elektronika serta beriap-siap melanjutkan aktifitas ngeblog.


Kamis, 29 Maret 2012

Data Pin Kaki Tabung CRT


Leher kecil pin 8 
- Focus
- KR
- G1
- Heater
- Heater
- G1
- KB
- KG
- G2

Leher kecil pin 7
- Focus
- KB
- Heater
- Heater
- G1
- KR
- G2
- KG

Leher besar pin 9
- Focus
- NC
- G1
- KG
- G2
- KR
- Heater
- Heater
- KB
- NC
Sony
- Focus
- Focus
- G2
- G1
- Heater
- Heater
- NC
- KB
- KG
- KR
- NC.
Leher besar pin 9 
- Focus
- NC
- Heater
- Heater
- G1
- KG
- G2
- KB
- KR
- KR

Leher besar pin 9 (QUINTRIQ lama)
- Focus
- G2
- KR
- Heater
- Heater
- G1
- KG
- KB
- NC
- GND

Leher besar pin 11
- Focus
- KB
- NC
- NC
- Heater
- Heater
- KR
- G1
- G2
- NC
- KG
- NC
Leher besar pin 11 (SHARP LAMA)
- Focus
- G2 B
- G1
- KB
- G2 G
- Heater
- KG
- Heater
- G1
- KR
- G1
- G2 R


Sharp TV qbeat type MK II with protek


20R200 Sharp qbeat jenis MK II, dengan kerusakan PROTEK. Mereka bilang kerusakan disebabkan listrik tiba-tiba akan mati. setelah listriknya nyala Tv nya tidak bisa nyala lagi (nyala sesaat dan kemudian lampu berkedip).

Karena kebetulan itu saya pernah mengalami kasus seperti itu, aku yakin dengan kerusakan langsung ke eepromnya. setelah saya buka tv, lalu aku menyalakan casing tv dengan tidak melupakan dua kawat jamperan dekat ic program saya sambungkan untuk masuk ke menu layanan.

Setelah itu saya isikan pengaturan menu seperti parameter di bawah ini:

PARAMETER DATA EEPROM QBEAT SHARP TV TYPE II 20R200MK

AGC20DL 4A12HTL0
V LIN32DL AV12BTSC0
V AMP44COL OP14AV1
V CEN21COL OS14FMWS0
H CEN32COL 0310SM01
H SIZE32COL 0410SM10
EW//32SHP OP8THA0
PARA32SHP OS4ARA0
COR (U)32SHP 0312MAL0
COR (L)32SHP 048CHI0
TRAPE32BM ON0FRE0
HB32BM EFF2RUS0
S CORE17AGC ON1FSC0
DRI RS32AGC ADJ3HP20
DRI GS32AGC N0AGC 01
DRI BS53GAIN1AGC 10
DRI RC25FM VL21FOA - FE0
DRI GC24IRG VL30FOB - FE0
DRI BC52BG NLV20FOA - AV0
DRI RW32I NLV18FOB - AV0
DRI GW29DK LNV13TXT0
DRI BW44LOW ERR20TXT - WE0
SUB VOL60UP ERR70TXT-EURO0
SUB CON63IGR STR3IF-38.00
SUB COL19VCO0CP0
SUB BRI23BKS1AN58900
SUB TNT29AVL1AN58911
SUB SHAP20FFI0AN73960
HTL VOL32EVG1NICAM0
HTL PROC255EHT1IRG0
BD CONT10OSO0GAME0
RGB15ACL0BIL0
CUT R28FLO0LED-F0
CUT G24S M0MSA0
CDL7S-DK0NDF1
DL PT12S-I0A20
DL ST15S-BG1

DL 3T12P-SCAM0

DL 4T12F-N5380

DL TV12F-N4430

DL PA2F-SECAM0

DL SA15VMI1

DL 3A12VMc1


Sabtu, 17 Maret 2012

Tipe-tipe Wanita Dalam Alquran


Ada sebuah ilustrasi menarik. Kalau kita masuk ke toko yang menjual pakaian wanita, pastilah kita akan mendapatkan begitu banyak pakaian dengan berbagai macam corak dan jenisnya. Pilihan, tentu sepenuhnya ada di tangan kita, tidak di tangan orang lain, karena kita yang akan mengenakan pakaian tersebut.

Begitu pun seorang wanita ketika berada di tengah-tengah masyarakat, ia bisa memilih tipe-tipe kepribadian yang disukainya. Tentang hal ini Alquran menjelaskan empat tipe wanita.
Pertama, tipe wanita dengan kepribadian kuat. Tipe ini diwakili oleh Siti Asiyah, istri Fir'aun. Walaupun berada dalam "cengkeraman" Fir'aun, ia tetap teguh menjaga akidah dan harga dirinya sebagai seorang Muslimah.

Allah SWT mengabadikan doanya dalam Alquran, ''Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam syurga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim (QS. At-Tahrim: 11).
Kedua, tipe wanita yang berusaha menjaga kesucian dirinya. Tipe kedua ini diwakili oleh Siti Maryam. Dalam Surat Maryam ayat 20 disebutkan bahwa Maryam adalah seorang wanita suci yang tidak pernah disentuh seorang lelaki pun.

Karena keutamaan inilah, Allah SWT berkenan mengabadikan namanya menjadi nama salah satu surat dalam Alquran dan menjadikannya ibu dari seorang nabi yang agung.
Ketiga, tipe wanita penghasut, penebar fitnah, penggemar gosip, dan sangat buruk hatinya. Ia adalah Hindun, istrinya Abu Lahab. Alquran menjuluki wanita ini sebagai "pembawa kayu bakar" atau wanita penyebar fitnah dan permusuhan. Allah SWT berfirman, ''Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa dan demikian pula istrinya, pembawa kayu bakar yang di lehernya ada tali dari sabut.'' (QS. Al-Lahab: 1-5).

Dalam sejarah diceritakan bagaimana "kehebatan" Hindun dalam menyebarkan gosip dan fitnah tentang Rasulullah SAW. Hindun pun dikenal sebagai partner terbaik Abu Lahab untuk menghambat dakwah Islam.
Keempat, tipe wanita penggoda. Tipe ini diperankan oleh Siti Zulaikha. Petualangan Zulaikha dalam menggoda Yusuf, dijelaskan dalam Alquran Surat Yusuf ayat 23, ''Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya, menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata, "Marilah ke sini," Walaupun para tokoh yang dikisahkan dalam Alquran tersebut hidup ribuan tahun yang lalu, tapi karakteristik dan sifatnya tetap abadi hingga sekarang.

Ada tipe wanita pejuang yang kokoh keimanannya. Ada tipe wanita yang tegar dalam menjaga kesucian dirinya. Ada tipe wanita penghasut, dan ada pula tipe wanita penggoda. Tinggal keputusan kita mau memilih yang mana. Memilih yang pertama dan kedua, maka kemuliaan yang akan kita dapatkan. Sedangkan kalau memilih tipe ketiga dan keempat, enak memang karena nafsu terpenuhi, tapi lambat laun kehinaan dunia dan akhirat akan kita dapatkan.
Wallahu a'lam bisshawab.

 
Acara : MQ Pagi
Waktu : Rabu, 10 Maret 2004
Tema : Kajian Muslimah

sumber : republika Online


Tidak Membebani Orang Lain


Dalam berusaha dan bekerja di kantor atau berbisnis, orang yang memiliki kehormatan dan harga diri hanya mengantungkan harapannya kepada Allah saja, orang lain ditempatkan sebagai mitra. Dia tidak mau meminta-minta dan menjadi beban bagi orang lain. Pantang baginya untuk menjilat kepada atasan, karena ia meyakini bahwa kewajibannya hanya berusaha dan bekerja sebaik mungkin sedangkan rizki datangnya dari Allah SWT.

Dia berusaha menjaga kredibilitas dengan memelihara kepercayaan orang lain serta berusaha meningkatkan ilmu dan kecakapan. Apabila melakukan kesalahan, cepat menyadari dan dengan lapang hati menerima kritikan dan saran, serta segera memperbaiki diri untuk dapat berbuat yang lebih baik.

Yang penting bukan mendapatkan uang sebanyak-banyaknya, namun proses mendapatkan uang tersebut dilakukan dengan cara jujur dan terhormat. Sehingga saat uang diperoleh dapat dipastikan bahwa kehormatan dan harga diri lebih tinggi daripada uang yang didapatkan. Apa artinya kita punya harta benda yang berharga namun diri sendiri tak berharga.

Ada sebuah kisah tentang bagaimana seorang janda yang berusaha untuk hidup dengan tidak menjadi beban bagi anggota keluarga lainnya. Padahal wanita ini memiliki kakak-kakak yang hidup berkecukupan dan kaya. Namun wanita ini memilih bekerja membanting tulang untuk menyekolahkan anaknya. Dia tidak mau meminta-minta kepada kakak-kakaknya. Wanita ini memang terbatas ekonominya tapi tidak mau membatasi harga dirinya dengan meminta-minta. Karena ia yakin bahwa rizki dirinya dan anaknya sudah ada dalam janji Allah.

Inilah kekuatan iman. Marilah kita jalani hidup di dunia yang cuma sebentar dan sekali ini penuh dengan kehormatan. Sehingga kapanpun kita mati maka saat itulah keberuntungan kita. Kita tidak perlu takut mati. Namun hendaklah kita takut hidup dengan tergadai kemuliaan kita. Pastikan bahwa diri kita lebih mulia daripada harta benda benda atau asesori/topeng duniawi yang kita miliki.

 
Sumber : Jurnal MQ/ Vol.I/No.8 Desember 2001


Mengikis Fanatisme Hizbiyah


Fanatisme hizbiyah mengancam jalinan ukhuwah Islamiyah, mendorong seseorang hanya mau menerima informasi dan "kebenaran" dari satu sumber, yakni pemimpin atau anggota kelompoknya. Terbaginya umat Islam ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda (iftiroqul ummah) merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari.
Sebenarnya, iftiroqul ummah tidak menjadi masalah jika masing-masing kelompok memiliki sikap toleran, mengabaikan perbedaan (ikhtilaf) yang sifatnya "cabang" (furu'iyah) atau bukan "pokok" (ushuliyah), dan mengedepankan persamaan, yakni sama-sama Muslim. Pada masa Rasulullah sendiri sering terjadi perbedaan pendapat di kalangan para sahabat, namun tidak membuat mereka bercerai-berai, apalagi saling bermusuhan.

Kunci menyikapi perbedaan pendapat itu adalah keyakinan, bahwa kebenaran hakiki hanya Allah yang tahu. Para ulama dahulu, misalnya KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy'ari, Ibnu Taimiyah, bahkan "empat imam mazhab" sekalipun, tidak pernah mengklaim kebenaran itu sebagai miliknya. Kebenaran yang hakiki milik Allah semata, sedang usaha manusia merupakan sedikit percikan dari-Nya.

Para mujtahid besar, bahkan Rasulullah SAW sendiri begitu toleran terhadap perbedaan. Iftiroqul ummah akan menjadi bencana besar jika kaum Muslim yang ada di masing-masing organisasi terjangkiti penyakit ganas bernama fanatisme hizbiyah (fanatisme golongan), yakni merasa kelompoknya paling benar dan menafikan kebenaran pihak lain. Sikap demikian tidak saja bisa menjerumuskan ke jurang kemusyrikan (karena kebenaran hanya milik Allah), tetapi juga merusak ukhuwah Islamiyah.

Tegasnya, fanatisme hizbiyah akan memutuskan ikatan-ikatan kuat tali ukhuwah sekaligus melemahkan kekuatan umat Islam secara keseluruhan. Fanatisme hizbiyah yang parah bisa memunculkan sikap "mendua", misalnya menunjukkan wajah ceria dan salam hangatnya pada orang satu kelompok, sedangkan pada kelompok lain ia bermuka masam. Padahal mereka satu saudara, sama-sama Muslim. Bisa jadi pula, fanatisme hizbiyah akan membuat kita mengabaikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan kawan sekelompok, sementara jika orang lain di luar kelompok kita melakukan kesalahan yang sama, kita menggunjingkan dan menyebarluaskannya.

Fanatisme hizbiyah pun bisa menjadikan kita tidak mau belajar atau menimba ilmu kepada kelompok lain, melainkan hanya dari satu arah, yaitu hanya dari orang sekelompoknya. Itulah sumber lahirnya cara berpikir sempit, jumud, "bak katak dalam tempurung", serta tidak melihat melainkan hanya dari satu sudut pandang. Syekh Ali bin Hasan Al-Atsari dalam tulisannya mengemukakan, kaum hizbiyun biasanya melarang para pengikutnya untuk menimba ilmu dari orang-orang selain golongannya.

Kalaupun sikap mereka menjadi lunak, namun mereka akan memberikan kelonggaran dengan banyak syarat serta ikatan-ikatan yang njlimet, supaya akal-akal pikiran para pengikutnya tetap tertutup bila mendengar hal-hal yang bertentangan dengan jalan mereka atau mendengar bantahan terhadap bid'ah mereka. Menurutnya, hizbiyah mempunyai sepak terjang bid'ah yang tidak pernah dilakukan para salaf. Hal demikian teranggap sebagai penghambat ilmu dan sebab terbesar bagi terpecah belahnya jamaah.

Karena betapa banyaknya tali persatuan Islam telah terurai, dan betapa banyaknya kaum Muslim menjadi lengah karenanya. Jelaslah, fanatisme hizbiyah mengancam jalinan ukhuwah Islamiyah. Fanatisme demikian juga akan mendorong seseorang hanya mau menerima informasi, juga kebenaran atau yang dianggapnya benar, dari satu sumber, yakni pemimpin atau anggota kelompoknya. Klaim paling baik dan benar, dengan demikian, harus dienyahkan jauh-jauh dari diri kita, sebagai anggota organisasi mana pun.

Yang harus dikembangkan adalah semangat berlomba-lomba dalam kebaikan, dengan semangat ukhuwah yang tetap terjaga. Sesama aktivis dakwah, meski berbeda organisasi, hendaknya mengedepankan persamaan, yakni menegakkan syi'ar Islam. Perbedaan strategi dan teknis dakwah tidak boleh sampai membuat kita bermusuhan. Dalam situasi menjelang pemilu, kita sangat rentan bermusuhan karena perbedaan partai politik. Mari, kita singkirkan fanatisme hizbiyah dalam diri kita yang hanya akan mencelakakan diri dan umat keseluruhan.

Para politisi Muslim dan massanya kita harapkan menegakkan ukhuwah Islamiyah. Meski berbeda wadah politik, mereka diharapkan tetap bersaudara, bahkan berkoalisi atau beraliansi. Kita menyadari sepenuhnya, meski sama-sama beragama Islam, namun umat Islam berbeda dalam hal penafsiran, pemahaman, dan pengamalan agamanya, termasuk dalam bidang politik. Perbedaan demikian sah-sah saja, selama menyangkut furu', bukan menyangkut pokok seperti akidah.

Harapan akan bersatunya umat Islam dalam satu wadah organisasi, ormas ataupun orpol, sangat kecil kemungkinannya terpenuhi. Memang, selintas sangat mengherankan, mengapa partai-partai Islam itu tidak bersatu saja, toh sama-sama berasas Islam, sama-sama Muslim pula pengurus dan anggotanya, bahkan sama-sama menginginkan kejayaan Islam dan kaum Muslim. Apa alasan untuk berpecah dan terkotak-kotak dalam parpol berbeda? Demikian kira-kira pertanyaan kita.

Banyak hal penyebab perbedaan tersebut, antara lain adanya perbedaan strategi, selera, dan kepentingan. Hanya saja, perbedaan tersebut kita harapkan jangan lantas menimbulkan konflik, namun tetap berada dalam koridor ukhuwah Islamiyah dan kerangka persatuan umat. Kini, banyaknya partai dari kalangan umat Islam sudah tidak dapat dihindari, meski kemungkinan untuk bersatu tetap ada, namun dalam bentuk lain, misalnya koalisi atau aliansi strategis.

Apakah hal ini bertentangan dengan Alquran, 'dan berpegang teguhlah kepada tali Allah dan janganlah bercerai-berai'? Dr Yusuf Qardhawi dalam Fiqih Daulah (1997) menjelaskan, tidak ada nash yang melarang adanya multipartai dalam daulah Islam. Bahkan, boleh jadi multipartai sangat dibutuhkan pada zaman sekarang, sebab hal ini bisa mencegah otokrasi kekuasaan individu dan golongan tertentu yang akan diterapkan terhadap manusia.

Otokrasi kekuasaan akan menghalangi kekuatan yang memungkinkan untuk berkata "Tidak" atau "Mengapa" di hadapannya. Namun, Qardhawi mengingatkan, tidak boleh ada partai yang menyeru kepada ateisme, permisivisme, sekularisme, atau menganggap enteng hal-hal yang disucikan Islam. Qardhawi mengemukakan, multipartai dalam politik sama dengan multimadzhab dalam fikih. Para pengikut partai bisa diserupakan dengan para pengikut mazhab fikih.

Masing-masing orang mendukung mana yang dilihatnya lebih dekat dengan kebenaran dan memang lebih layak untuk didukung. Namun demikian, Qardhawi mengingatkan, jangan sampai terjadi taqlid dan fanatisme buta, serta menganggap para pemegang kekuasaan sebagai orang-orang yang suci. "Partai merupakan sarana untuk menghadapi dan memperhitungkan kekuasaan yang menyimpang, lalu mengembalikannya ke jalan yang benar, atau menggesernya dan menggantinya dengan yang lain," tulisnya. Elit politisi Muslim selayaknya menunjukkan kepada umat, bahwa berbeda bukan berarti saling benci. Kita berbeda partai, tapi kita tetap bersaudara, begitu idealnya bukan? Semoga! Wallahu a'lam.
sumber : republika Online


Menggenggam Waktu Meraih Prestasi Diri


Apakah yang menjadi resep teramat jitu, yang dimiliki para sahabat Nabi SAW yang menjadi balatentara Islam ketika itu, sehingga mereka mampu menaklukkan dua imperium adidaya, Romawi dan Persia, yang  balatentaranya amat kuat dan perkasa? Resepnya ternyata tersimpul dari pengakuan penuh kekaguman dari seorang anggota dinas intelejen Romawi setelah melakukan kegiatan mata-mata di Madinah. Kepada Kaisar Romawi ia mengutarakan kesannya tentang watak kaum muslimin, "Ruhbaanun bil-laili, firsaanun binnahaar!" Ya, mereka, kaum muslimin itu, kalau malam tak ubahnya seperti rahib, sedangkan kalau siang sungguh bagaikan singa!

Umat Islam ketika itu mampu memadukan dua kekuatan ikhtiar yang sungguh luar biasa, sehingga menghasilkan sesuatu yang, subhanallah, sangat luar biasa pula. Tubuh dan pikiran seratus persen digunakan untuk berikhtiar, bersimbah peluh berkuah keringat. Dikerahkan segenap potensi yang telah dititipkan ALLAH Azza wa Jalla, demi teraihnya suatu prestasi tertinggi, suatu karya terbaik. Dengan demikian, jadilah ia muslim yang unggul, prestatif, dan patut dibanggakan.

Selain itu, hati pun seratus persen digunakan berikhtiar dengan sekuat tenaga untuk ber-taqarrub dan mengejar pertolongan ALLAH, sehingga menjadi hamba yang ridha dan diridhai-Nya. Jadilah ia ahli ibadah yang unggul dan prestatif, kekasih ALLAH Azza wa Jalla, yang akan dikuatkan-Nya manakala ia lemah, yang akan dicukupkan-Nya ketika ia dalam kekurangan, yang akan dilapangkan-Nya bila ia dalam kesempitan, yang akan ditenteramkan-Nya tatkala ia dilanda gelisah, serta akan ditolong dan dibela-Nya sekiranya ia dianiaya dan disakiti.

Bagi hamba ALLAH yang unggul dalam ibadah kepada-Nya, maka baginya ALLAH itu dekat, "...fa innii qariib. Ujiibu da'wataddaa'i idzaa da'aan" [Q.S. AI-Baqarah (2): 186]. Aku adalah dekat. Aku mengabulkan orang yang berdo'a apabila ia mendo'a kepada-Ku! Bahkan, baginya ALLAH itu teramat dekat. "...dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." [Q.S. Qaf (50): 16]

Gambaran seorang muslim yang unggul dan prestatif memang ibarat rahib dalam kualitas ibadahnya dan laksana singa dalam kualitas semangat jihadnya. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana caranya untuk menjadi seorang pribadi yang unggul? Salah satu kuncinya yang utama adalah kemampuan menggenggam waktu. Secara syariat, siang dan malam itu terdiri atas 24 jam. Seberapa besar seorang muslim mampu menggunakan waktu yang telah disediakanALLAH tersebut? Dengan kata lain, seberapa mampu seorang muslim mampu melakukan percepatan diri?

Kita ibaratkan dalam sebuah lomba balap sepeda. Ketika pistol diletuskan, tampaknya orang yang menjadi juara dalam balap sepeda tersebut adalah orang yang dalam detik yang sama bisa mengayuh sepedanya lebih kuat dan lebih cepat daripada yang dilakukan oleh orang lain, sehingga dia akan melesat mendahului pembalap yang lain karena energi yang dipergunakan dan ketepatan gerakannya lebih baik daripada detik yang sama yang dilakukan orang lain.

Artinya, keunggulan itu sangat dekat dengan orang yang paling efektif dalam memanfaatkan waktunya. Islam adalah agama yang paling dominan mengingatkan kita kepada waktu. ALLAH sendiri berkali-kali bersumpah dalam AI-Quran berkaitan dengan waktu. "Wal 'ashri (Demi waktu)," "Wadh dhuha (Demi waktu dhuha)." "Wal lail (Demi waktu malam)." "Wan nahar (Demi waktu siang)."

ALLAH pun telah mendisiplinkan kita agar ingat terhadap waktu minimal lima kali dalam sehari semalam: Shubuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, 'Isya. Belum lagi tahajjud pada sepertiga akhir malam dan shalat Dhuha ketika matahari terbit sepenggalah. ALLAH mengingatkan kita untuk selalu terkontrol dengan waktu yang ada.

Oleh sebab itu, tampaknya tidaklah perlu bercita-cita yang hebat bagi orang-orang yang menganggap remeh waktu karena kunci keunggulan seseorang justeru terletak pada bagaimana dia mampu memanfaatkan waktu secara lebih baik daripada yang dimanfaatkan oleh orang lain.

Dua puluh empat jam adalah waktu sehari semalam yang sama diberikan kepada setiap orang. Ada yang bisa mengurus dunia. Ada yang mampu mengurus perusahaan raksasa. Ada yang bisa mengurus berjuta-juta manusia. Akan tetapi, ada juga orang yang selama dua puluh empat jam tersebut mengurus diri sendiri saja tidak sanggup. Padahal, jatah waktu yang dimilikinya sarna.

Jangan salahkan siapa pun kalau kita tidak merasakan gemilangnya hidup ini. Hal pertama yang harus kita curigai adalah bagaimana komitmen kita terhadap waktu yang kita jalani ini. Hendaknya selalu melakukan evaluasi diri. Kalau kita termasuk orang yang sangat menganggap remeh atas berlalunya waktu, tidak merasa kecewa manakala pertambahan waktu tidak menjadi saat bagi peningkatan kemampuan diri, maka berarti kita memang akan sulit menjadi unggul dalam hidup ini.

Kita berpacu dengan waktu. Satu desah nafas adalah satu langkah menuju maut. Rugi besar kalau kita banyak keinginan, banyak angan-angan, banyak harapan, tetapi tidak meningkatkan kemampuan. Padahal setiap detik, menit, dan jam adalah peluang bagi peningkatan kemampuan: kemampuan keilmuan, kemampuan diri, kemampuan kelapangan dada kemampuan ibadah. Barangsiapa yang dalam setiap waktu yang dilaluinya selalu tamak dengan upaya meningkatkan kemampuan diri, maka tidak usah heran kalau ALLAH akan memberikan yang terbaik bagi diri kita. Insya ALLAH! ALLAH-lah Pemilik segala-galanya.

Akan tetapi, kalau di dalam diri ini tidak ada peningkatan apa pun; ibadah tidak semakin khusyuk dan ikhlas, hati tidak semakin bersih, ilmu tidak semakin tinggi, kekuatan pun tidak bertambah, maka yang tinggal hanyalah angan-angan belaka. Tidak lebih dari itu. Karena, sebetulnya yang terlebih penting bukanlah hanya keinginan, melainkan kemampuan -- dan itulah yang menjadi jawaban terbaik dalam mengarungi kehidupan ini.

Waspadalah terhadap waktu. Setiap waktu yang kita lalui harus kita perhitungkan dengan secermat-cermatnya. Harus membuahkan peningkatan. Kita harus berbuat lebih baik daripada yang dilakukan oleh orang lain. Hendaknya kita tidak sekadar bekerja keras saja, tetapi yang jauh lebih baik adalah bahwa kita harus bekerja keras dan efektif!

Banyak orang yang sibuk bekerja tetapi juga sibuk tertinggal, sibuk lupa, serta sibuk mencari sesuatu yang seharusnya tidak dia cari karena semuanya harus sudah siap. Pendek kata, banyak orang yang tampak sibuk, tetapi ternyata tidak efektif. Bukanlah hal seperti ini yang diharapkan.

Ada orang yang duduk di depan meja dengan maksud untuk belajar. Belum beberapa detik saja dia duduk, sudah disibukkan dengan mencari ballpoint, sibuk mencari buku yang lupa meletakkannya, sibuk menjerang air untuk ngopi, sibuk melihat foto si dia yang dipajang di sudut meja. Memang dia duduk selama dua jam menghadapi meja, tetapi tidak menghasilkan apa pun. Mengapa demikian? Karena, dia tidak efektif.

Untuk menjadi seorang yang efektif dalam mengatur waktu, kita harus adil dalam membaginya. Ada hak belajar, hak membantu orang tua, hak ibadah, hak peningkatan kemampuan diri, hak evaluasi, hak istirahat, hak rekreasi; semua mesti dibagi dengan adil. Sibuk dan hebatnya belajar, misalnya, tetapi tanpa dibarengi dengan istirahat bahkan tanpa diiringi dengan mantapnya ibadah kepada ALLAH, itu hanya menunggu waktu yang suatu saat akan menjadi bumerang.

"Fa idzaa faraghta fanshab. Wa ilaa rabbika farghab." [Q.S. Alam Nasyrah (94):7-8]. Kunci efektivitas adalah manakala selesai menuntaskan suatu urusan, segera bersiaplah untuk mengerjakan urusan lain. Lebih dari semua itu adalah bagaimana menjadikan segalanya sebagai ladang amal dalam rangka ibadah kepada ALLAH Azza wa Jalla. Karena, bagaimanapun pada akhirnya "kepada Tuhanmulah kamu akan kembali"
Allaahu Akbar!


Menggapai Mahligai Cinta Melalui Pernikahan Barokah


Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, Berbicara tentang pernikahan banyak yang menyesal. Menyesal kalau tahu begini nikmat kenapa tidak dari dulu. Menyesal ternyata banyak deritanya.
Menikah itu tidak mudah, yang mudah itu ijab kabulnya. Rukun nikah yang lima harus dihapal dan wajib lengkap kesemuanya. Begitu pula dengan syarat wajib nikah pada pria yang harus diperhatikan. Bagaimana jika kita belum punya biaya? Harus diyakini bahwa tiap orang itu sudah ada rezekinya. Menikah itu menggabungkan dua rezeki, rezeki wanita dan laki-laki bertemu, masalahnya adalah apakah rezeki itu diambil dengan cara yang barokah atau tidak.
Allah tidak menciptakan manusia dengan rasa lapar tanpa diberi makanan. Allah menghidupkan manusia untuk beribadah yang tentu saja memerlukan tenaga, mustahil Allah tidak memberi rezeki kepada kita. Biaya pernikahan bukanlah perkara mahal, yang penting ada. Maka kalau sudah darurat bahkan mengutang untuk menikah diperbolehkan daripada mendekati zina.
Kalau  sudah menikah setelah ijab kabul, jangan jadi riya dengan mengadakan resepsi yang mewah. Hal ini tidak akan menjadi barokah. Misalnya dalam mengundang, hanya menyertakan orang kaya saja, orang miskin tidak diundang. Bahkan Rasulullah melarang mengundang dengan membeda-bedakan status. Dalam mengadakan resepsi jangan sampai mengharapkan balasan income yang didapat.
Masalah mas kawin yang paling bagus adalah emas dan uang mahar yang paling bagus adalah uang. Berilah wanita sebanyak yang kita mampu, jangan hanya berkutat dengan seperangkat alat sholat saja. Rasulullah lebih  mengutamakan emas dan uang dan inilah hak wanita.

Awal nikah jangan membayangkan punya rumah yang bagus. Maka perkataan terbaik suami kepada istrinya adalah menasehati istri agar dekat dengan Allah. Jika istri dekat dengan Allah maka ia akan dijamin oleh Allah mudah-mudahan lewat kita.
Tiga rumus yang harus selalu diingat terdapat dalam surah Al-Asyr. Setiap bertambah hari, bertambah umur, kita itu merugi kecuali tiga golongan kelompok yang beruntung. Golongan pertama adalah orang yang selalu berpikir keras bagaimana supaya keyakinan dia kepada Allah meningkat. Sebab semua kebahagiaan dan kemuliaan itu berbanding lurus dengan tingkat keyakinan kepada Allah. Tidak ada orang ikhlas kecuali yakin kepada Allah. Tidak ada sabar kecuali kenal kepada Allah. Tidak ada orang yang zuhud kepada dunia kecuali orang yang tahu kekayaan Allah. Tidak ada orang yang tawadhu kecuali orang yang tahu kehebatan Allah. Makin akrab dan kenal dengan Allah semua dipandang kecil.

Setiap hari dalam hidup kita seharusnya dipikirkan bagaimana kita dekat dengan Allah.  Kalau Allah sudah mencintai mahluk segala urusan akan beres. Salah satu bukti seperseratus sifat pemurah Allah yang disebarkan kepada seluruh mahlukNya bisa dilihat sikap seorang ibu yang melahirkan seorang anak. Kesakitan waktu melahirkan, hamil sembilan bulan tanpa mengeluh yang belum tentu anak tersebut akan membalas budinya. Tidak tidur ketika anaknya sakit, mengurus  anak dari mulai TK sampai SMA. Memikirkan biaya kuliah. Mulai nikah dibiayai sampai punya anak bahkan juga diterima tinggal di rumah sang ibu. Tetapi kerelaannya masih saja terpancar. Itulah seperseratus sifat Allah.

Selalu komitmen mau kemana rumah tangga ini akan dibawa. Mungkin sang ayah atau ibu yang meninggal lebih dulu yang penting keluarga ini akan kumpul di surga. Apapun yang ada dirumah harus menjadi jalan mendekat kepada Allah. Beli barang apapun harus barang yang disukai Allah. Supaya rumah kita menjadi rumah yang disukai Allah. Boleh punya barang yang bagus tanpa diwarnai dengan takabur. Bukan perkara mahal atau murah, bagus atau tidak tetapi apakah bisa dipertanggungjawabkan disisi Allah atau tidak. Bahkan dalam mendengar lagu yang disukai Allah siapa tahu kita dipanggil Allah ketika mendengar lagu. Rumah kita harus Allah oriented. Kaligrafi dengan tulisan Allah. Kita senang melihat rumah mewah dan islami. Jadikan semua harta jadi dakwah mulai mobil  sampai rumah. Tiap punya uang beli buku, buat perpustakaan di rumah untuk tamu yang berkunjung membaca dan menambah ilmu. Jangan memberi hadiah lebaran hanya makanan, coba memberi buku, kaset dan bacaan lain yang berguna.

Jangan rewel memikirkan kebutuhan kita, itu semua tidak akan kemana-mana. Allah tahu kebutuhan kita daripada kita sendiri. Allah menciptakan usus dengan disain untuk lapar tidak mungkin tidak diberi makan. Allah menyuruh kita menutup aurat, tidak mungkin tidak diberi pakaian. Apa yang kita pikirkan Allah sudah mengetahui apa yang kita pikirkan. Yang harus kita pikirkan adalah bagaimana dekat dengan Allah, selanjutnya Allah yang akan mengurusnya. Kita cenderung untuk memikirkan yang tidak disuruh oleh  Allah bukan yang disuruhNya.

Kalau hubungan kita dengan Allah bagus semua akan beres. Barang siapa yang terus dekat dengan Allah, akan diberi jalan keluar setiap urusannya. Dan dijamin dengan rezeki dari tempat yang tidak diduga-duga. Dan barang siapa hatinya yakin Allah yang punya segalanya, akan dicukupkan segala kebutuhannya. Jadi bukan dunia ini yang menjadi masalah tetapi hubungan kita dengan Allah-lah masalahnya.

Golongan kedua adalah rumah tangga yang akan rugi adalah rumah tangga yang kurang amal. Jangan capai memikirkan apa yang kita inginkan, tapi pikirkan apa yang bisa kita lakukan. Pikiran kita harusnya hanya memikirkan dua hal yakni bagaimana hati ini bisa bersih, tulus, dan bening sehingga melakukan apapun ikhlas dan yang kedua teruslah tingkatkan kekuatan untuk terus berbuat. Pikiran itu bukan mengacu pada mencari uang tetapi bagaimana menyedekahkan uang tersebut, menolong, dan membahagiakan orang dengan senyum. Sehingga dimanapun kita berada bagai pancaran matahari yang menerangi yang gelap, menuai bibit, menyemarakkan suasana. Sesudah itu serahkan kepada Allah. Setiap kita memungut sampah demi Allah itu akan dibalas oleh Allah.

Rekan-rekan Sekalian, Mari kita ubah paradigmanya. Rumah tangga yang paling beruntung adalah rumah tangga yang paling banyak produktifitas kebaikannya. Uang yang paling barokah adalah uang yang paling tinggi produktifitasnya, bukan senang melihat uang kita tercatat di deposito atau tabungan. Uang sebaiknya ditaruh di BMT. Yang terjadi adalah multiefek bagi pihak lain, hal ini menjadikan uang kita barokah. Daripada uang kita disimpan di Bank kemudian Banknya bangkrut, disimpan di kolong kasur takut dirampok.

Kaya boleh asal produktif. Boleh mempunyai rumah banyak asal diniatkan agar barokah demi Allah itu akan beruntung. Beli tanah seluas-luasnya. Sebagian diwakafkan, kemudian dibangun masjid. Pahala akan mengalir untuk kita sampai Yaumil Hisab. Makanya terus cari uang bukan untuk memperkaya diri tapi mendistribusikan untuk ummat. Sedekah itu tidak akan mengurangi harta kita kecuali bertambah. Jadi pikiran kita bukan akan mendapat apa kita? tapi akan berbuat apa kita?. Apakah hari ini saya sudah menolong orang, sudahkah senyum, berapa orang yang saya sapa, berapa orang yang saya bantu?

Makin banyak menuntut makin capai. Makin kuat kita menuntut kalau Allah tidak mengijinkan maka tidak akan terwujud. Kita minta dihormati, malah Allah akan  memperlihatkan kekurangan kita. Kita malah akan dicaci, hasilnya sakit hati. Orang yang beruntung, setiap waktu pikirannya produktif mengenai kebaikan. Selagi hidup lakukanlah, sesudah mati kita tidak akan bisa. Kalau sudah berbuat nanti Allah yang akan memberi, itulah namanya rezeki. Orang yang beruntung adalah orang yang paling produktif kebaikannya.

Yang ketiga rumah tangga atau manusia yang beruntung itu adalah pikirannya setiap hari memikirkan bagaimana ia bisa menjadi nasihat dalam kebenaran dan kesabaran dan ia pecinta nasihat dalam kebenaran dan kesabaran. Setiap hari carilah input nasihat kemana-mana. Kata-kata yang paling bagus yang kita katakan adalah meminta saran dan nasihat. Ayah meminta nasihat kepada anak, niscaya tidak akan kehilangan wibawa. Begitu pula seorang atasan di kantor.

Kita harus berusaha setiap hari mendapatkan informasi dan koreksi dari pihak luar, kita tidak akan bisa menjadi penasihat yang baik sebelum ia menjadi orang yang bisa dinasihati. Tidak akan bisa kita memberi nasihat jika kita tidak bisa menerima nasihat. Jangan pernah membantah, makin sibuk membela diri makin jelas kelemahan kita. Alasan adalah kelemahan kita. Cara menjawab kritikan adalah evaluasi dan perbaikan diri. Mungkin membutuhkan waktu sebulan bahkan setahun. Nikmatilah nasihat sebagai rezeki dan bukti kesuksesan hidup. Sayang hidup hanya sekali dan sebentar hanya untuk menipu diri. Merasa keren di dunia tetapi hina dihadapan Allah. Merasa pinter padahal bodoh dalam andangan Allah.

Mudah-mudahan kita bisa menerapkan tiga hal diatas. Setiap waktu berlalu tambahlah ilmu agar iman meningkat, setiap waktu isi dengan menambah amal. Alhamdulillah.


Ma'rifatullah sebagai pondasi kehidupan


Secara fitrah, manusia memiliki kebutuhan standar. Dalam salah satu bukunya, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk mencintai dirinya, mencintai kesempurnaannya, serta mencintai eksistensinya. Dan sebaliknya, manusia cenderung memberi hala-hal yang dapat menghancurkan, meniadakan, mengurangi atau menghancurkan kesempurnaan itu.

Orang besar tekenal banyak dipuji-puji, memiliki pengaruh dan kekayaan yang melimpah, pengikutnya beribu-ribu, akan takut setengah mati jika takdir mendadak merubahnya menjadi miskin, lemah, bangkrut, terasing atau ditinggalkan manusia. Begitulah tabiat manusia. Padahal, kecintaan kita kepada selain Allah sampai begitu banyak, maka cinta itu pasti akan musnah.

Seharusnya kebutuhan kita akan kebahagiaan duniawi, membuat kita berpikir bahwa Alalahlah satu-satunya yang memiliki semua itu. Adapun kekhawatiran tentang standar kebutuhan kita, mestinya membuat kita berlindung dan berharap kepada Allah dengan mengamalkan apa-apa yang disukainya. Jadi, kebutuhan pada diri kita itu seharusnya menjadi jalan supaya kita mencintai Allah.

Seorang muslim selayaknya memahami, bahwa keindahan cinta yang paling hakiki adalah kita mencintai Allah SWT. Dan pondasi utama yang harus dibangun oleh seorang muslim untuk menggapai keindahan cinta tersebut adalah dengan mengenal Allah (ma'rifatullah). Bagi seorang muslim ma'rifatullah adalah bekal untuk meraih prestasi hidup setinggi-tingginya. Sebaliknya, tanpa ma'rifatullah seorang muslim memiliki keyakinan dan keteguhan hidup.

Ma'rifatullah adalah pengarah yang akan meluruskan orientasi hidup seorang muslim. Dari sinilah dia menyadari bahwa hidupnya bukan untuk siapa pun kecuali hanya untuk Allah SWT. Jika seorang hidup dengan menegakkan prinsip-prinsip ma'rifatullah ini, maka insya Allah, alam semesta ini akan Allah tundukkan untuk melayaninya. Dengan fasilitas itulah, dia kemudian akan memperoleh kemudahan dalam setiap urusan yang dihadapinya.

Maka berbahagialah orang yang senantiasa berusaha mengenal Allah, sehingga kedekatannya dengan Allah senantiasa dipisah oleh tabir yang semakin tipis. Bagi orang yang dekat dengan Allah, dia akan dianugrahi ru'yah shadiqah (penglihatan hati yang benar).

Di sisi lain, ma'rifatullah juga menjadi sangat penting dalan merevolusi pribadi seseorang untuk berubah ke arah kebaikan. Dengan kata lain, perubahan yang dahsyat dan hakiki itu bisa terjadi ketika seseorang mempunyai keyakinan pribadi yang sangat kuat kepada sang Khalik.

Dengan kekuatan iman, seorang pengecut seketika berubah menjadi seorang pemberani. Seorang pemalas tiba-tiba berubah menjadi bersemangat. Sehingga siapa pun yang menginginkan perubahan positif yang cepat dalam dirinya kuncinya adalah membangun kayakinan yang kuat kepada Allah SWT. Banyak contoh berbicara tentang betapa kuatnya peran keyakinan dalam merubah pribadi seseorang.

Umar bin Khatab ra. yang sebelumnya begitu pemarah dan berwatak keras, bahkan anaknya sendiri dikubur hidup-hidup. Namun berkat tumbuhnya tauhid dalam dirinya, beliau berubah menjadi begitu bermurah hati dan penyantun. Bukan hanya individu, kota Makkah yang sebelumnya tidak dikenal, hanya sebuah dusun kecil yang penuh keterbatasan, berkat da'wah dan kekuatan iman yang disemai melalui dakwah Rasulullah SAW, akhirnya berubah menjadi bangsa yang besar dan sangat disegani.

Kisah lain dapat disebut, yaitu kisah seorang shahabiyah yang bernama Khansa. Wanita mukminah yang hidup di zaman sahabat ini ketika kerabatnya wafat, emosi kesedihannya begitu luar biasa. Dia menangis begitu pilu, meratap, merobek-robek baju, memukul dada. Tapi sesudah mendapat hidayah, emosinya dapat terkontrol.

Bahkan dalam sebuah pertempuran, ia berseru pada keempat anak laki-lakinya. "Hai anak-anakku, ini kesempatan besar. Kalau engkau mengalahkan mereka, engkau dapat pahala di sisi Allah. Kalau engkau menjadi syuhada, engkau mendapat kemuliaan di sisi Allah. Bertempurlah dengan semangat membara!"

Lalu anak-anaknya bertempur luar biasa, hingga satu persatu gugur menjadi syuhada. Namun kala itu bukan ratapan yang ia berikan, malah ungkapan syukur. Padahal dulu, hanya saudaranya saja yang meninggal dunia ratapannya sangat luar biasa, sampai hendak bunuh diri karena putus asa. Namun di kemudian hari, dia malah mengantar syahid anak-anaknya dengan penuh ketabahan dan keikhlasan.

Oleh karenanya, siapa pun yang tidak mempunyai pondasi ma'rifatullah dalam dirinya, maka ia akan sulit untk memperoleh ketenangan, kedamaian, kabahagiaan, dan kesuksesan hakiki. Jika kita makin mengenal siapa Allah, maka akan terasa semakin kecil nilai makhluk. Ketika kita semakin mengerti penghargaan dari Allah maka kian tidak berarti penghargaan yang kita terima dari makhluk.

Di saat kita merasakan betapa sempurnanya balasan dari Allah, maka betapapun besarnya balasan dari makhluk tidak akan sebanding harganya dengan balasan Allah. Makin detailnya penglihatan Allah, makin tidak penting pengawasan makhluk. Siapapun yang mengenal Allah tidak akan pernah kecewa dengan perbuatan Allah.

Hal-hal seperti itulah yang lambat laun akan membina kita menjadi pribadi-pribadi ihklas. Insan-insan yang hanya bergantung dan berharap kepada Allah SWT. Maka kekuatan untuk bisa maju, mulia, dan bermartabat itu hanya bisa dicapai dengan keyakinan kepada Allah SWT. Kekuatan keyakinan memang begitu dahsyat, sehingga atas izin Allah setiap kebaikan yang diingini oleh seorang muwahid (orang yang betauhid) akan dibayar oleh Allah di depan matanya.

Maka semua puncak ketenangan, kebahagiaan, perubahan, kedamaian, serta kesuksesan itu berbanding lurus dengan tingkat keyakinan kepada Allah Yang Maha Agung. Oleh karena itu berapapun biaya, tenaga, waktu dan apapun yang kita korbankan untuk mendekatkan diri kepada Allah seharusnya tidak perlu dirisaukan, sebab pengornbanan itu tidak sebanding dengan maslahat yang akan kita terima.

Dalam ilmu mengenal Allah SWT, ada rambu-rambu supaya keyakinan itu berada pada rel yang tepat, sehingga tidak menjadi alasan untuk kelemahan dan kemaksiatan. Jangan sampai keyakinan ini menjadi tempat menyembunyikan diri kita dari kemalasan dan kegigihan berikhtiar.

Jangan sampai keyakinan bahwa Allah Maha Kaya membuat kita tidak gigih menjemput rizki kita. Keyakinan Allah Maha Pengampun malah membuat kita mengenteng-enteng perbuatan dosa. Keyakinan bahwa Allah Maha Memberi, jangan sampai membuat kita lalai dalam mencari nafkah.

Selanjutnya kita harus lebih profesional, karena ketika mengingat Allah kita terkadang cenderung ingat kepada balasanNya, ingat pada keras siksaNya. Jika semua itu memang mampu membuat kita takut dan menghindari perbuatan dosa, tentu sangatlah bagus. Namun, kita juga harus ingat bahwa ampunan Allah itu ternyata demikian dahsyat, Allah mendahulukan kasih sayangNya dibanding kemarahanNya.

Mudah-mudahan uraian ringkas ini dapat memacu kita untuk semakin mengenal Allah Yang Maha Dekat, Yang Maha Menyayangi. Sehingga kita semakin merasakan kekuatan perubahan, dahsyatnya revolusi, baik secara pribadi, keluarga maupun masyarakat dengan tertancapnya pondasi ma'rifatullah, pondasi kekuatan keyakinan pada Allah SWT.


Lidah Adalah Amanah


Kualitas diri seseorang bisa diukur dari kemampuannya menjaga lidah. Orang-orang beriman tentu akan berhati-hati dalam menggunakan lidahnya. "Wahai orang-orang beriman takutlah kalian pada Allah dan berkatalah dengan kata-kata yang benar." (QS Al-Ahzab:70). Sementara itu, Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau diam". (HR Bukhari-Muslim).

Rasulullah adalah figur teladan yang sangat menjaga kata-katanya. Beliau berbicara, beruap, berdialog, juga berkhutbah di hadapan jamaah dengan akhlak. Demikian tinggi akhlak beliau hingga disebutkan bahwa kualitas akhlak beliau adalah Al-Quran. Mulut manusia itu seperti moncong teko. Moncong teko hanya mengeluarkan isi teko. Kalau ingin tahu isi teko, cukup lihat dari apa yang keluar dari moncong itu. Begitu pun jika kita ingin mengetahui kualitas diri seseorang, lihat saja dari apa yang sering dikeluarkan oleh mulutnya.

Nabi Muhammad saw termasuk orang yang sangat jarang berbicara. Namun, sekalinya berbicara, isi pembicaraannya bisa dipastikan kebenarannya. Bobot ucapan Rasulullah sangat tinggi, seolah tiap kata yang terucap adalah butir-butir mutiara yang cemerlang. Indah, berharga, bermutu, dan monumental. Ucapan Rasulullah saw menembus hati, menggugah kesadaran, menghujam dalam jiwa, dan mengubah perilaku orang (atas izin Allah). Bukan saja karena lisan Rasulullah dibimbing Allah dan posisinya sebagai penyampai wahyu, di mana ucapan-ucapan darinya menjadi dasar hukum. Lebih dari itu, Rasulullah sejak kecil sudah dikenal sebagai Al-Amin, tidak pernah berkata dusta walau sekali saja. Investasi moral ini tentu sangat mempengaruhi kualitas ucapannya.

Dalam sebuah kitab ada keterangan menarik. Disebutkan ada empat jenis manusia diukur dari kualitas pembicaraannya.

Pertama, orang yang berkualitas tinggi. Kalau dia berbicara, isinya sarat dengan hikmah, ide, gagasan, solusi, ilmu, dzikir, dan sebagainya. Orang seperti ini pembicaraannya bermanfaat bagi dirinya sendiri, juga bagi orang lain yang mendengarkan. Jika dia diajak berbicara sekalipun ngobrol, ujungnya adalah manfaat.

Ketika disodorkan padanya keluhan tentang krisis, dengan tangkas dia menjawab, "Krisis adalah peluang bagi kita untuk mengevaluasi kekurangan yang ada. Dengan krisis, siapa tahu kita akan lebih kreatif? Kita bisa mencari celah-celah peluang inovasi. Pokoknya jangan putus asa, semangat terus!" Siapa saja yang biasa berbicara tentang solusi, gagasan, hikmah, dan hal-hal serupa itu, insya Allah dia adalah manusia yang berkualitas.

Kedua, orang yang biasa-biasa saja. Ciri orang seperti ini adalah selalu sibuk menceritakan peristiwa. Melihat ada kereta api terguling, dia berkomentar ribut sekali. Seolah dirinya yang kelindes kereta. Ketika bertemu seorang artis, terus dicerita-ceritakan tiada henti. Pokoknya ada apa saja dikomentari. Dia seperti juru bicara yang wajib berkomentar kapan pun ada peristiwa. Tidak peduli peristiwa layak dia komentari atau tidak.

Ini tipe manusia tukang cerita peristiwa. Prinsip yang dia pegang: "Pokoknya bunyi!" Tidak ada masalah dengan peristiwa. Jika melalui itu semua kita bisa memungut hikmah yang sebaik-baiknya, insya Allah peristiwa bermanfaat. Namun, jika dari peristiwa-peristiwa itu tidak ada yang dituju kecuali menunggu sampai mulut lelah sendiri, ini tentu kesia-siaan.

Ketiga, orang rendahan. Cirinya kalau berbicara isinya hanya mengeluh, mencela, atau menghina. Apa saja bisa jadi bahan keluhan. "Aduuuh ini pinggang, kenapa jadi sakit begini. Hari ini kayak-nya banyak masalah, nih!" Ketika kepadanya disodorkan makanan, jurus keluhannya segera berhamburan. "Makanan kok dingin begini? Coba kalau ada sambel, tentu lebih nikmat. Aduuuh, kerupuk ini, kenapa kecil-kecil begini?" Terus saja makanan dikeluhkan, walau kenyataannya semua akhirnya habis juga.

Mengeluh dan mencela, itu hari-hari orang rendahan. Seolah tiada hari berlalu tanpa keluh-kesah. Ketika turun hujan, hujan segera dicaci. "Ohh, hujan melulu, di mana-mana becek. Jemuran nggak kering-kering." Ketika di jalanan macet, mengeluh. Ketika ada lampu merah, mengeluh. Ketika ada polisi, mengeluh. Ketika ada orang meminta-minta, mengeluh. Dan seterusnya. Seolah tiada hari berlalu tanpa keluh-kesah. Alangkah menderita hidup orang yang dipenjara oleh keluh-kesah. Dia tidak bisa membedakan mana nikmat dan mana musibah. Seluruh lembar hidupnya dimaknai sebagai kesusahan, sehingga layak dikeluhkan.

Keempat, orang yang dangkal. Adalah mereka yang semua pembicaraannya tidak keluar dari menyebut-nyebut kehebatan dirinya, jasa-jasanya, kebaikan-kebaikannya. Padahal hidup ini adalah pengabdian untuk Allah. Mengapa harus kita membanggakan apa yang Allah titipkan pada kita?

Ada orang pakai cincin segera berkomentar, "Oh, itu sih mirip cincin saya." Ada orang beli mobil baru, "Nah, ini seperti yang di garasi saya itu." Ada kucing berbulu tebal melompat, "Kucing ini gondrong. Oh yaa, kucing gondrong itu mirip singa. Hai, tau nggak? Saya sudah pernah ke Singapura, lho. Hebat sekali kota Singapura. Hanya orang yang hebat saja bisa pergi ke sana." Orang-orang dangkal ini akan terus berbicara tiada henti. Tak lupa dia selalu menyelipkan kata-kata kesombongan dan membanggakan diri.

Orang-orang dangkal tiada bosan mengekspose diri, menyebut jasa, kebaikan, dan prestasinya. Dia selalu ingin tampak menonjol dan mendominasi. Jika ada orang lain yang secara wajar tampak lebih baik, hatinya teriris-iris, tidak rela, dan sangat berharap orang itu akan segera celaka. Inilah ilmu gelas kosong. Gelas kosong, maunya diisi terus. Orang yang kosong dari harga diri, inginnya minta dihargai terus. Kita harus berhati-hati dalam berbicara. Harus kita sadari bahwa berbicara itu dibatasi oleh etika-etika. Hendaklah kita ada di atas rel yang benar. Jangan sampai kita jatuh dalam apa-apa yang Allah larang.

Dalam berbicara kita jangan bergunjing (ghibah). Bergunjing adalah perbuatan yang ringan, bahkan bagi sebagian orang mungkin dianggap mengasyikkan. Namun, jika dilakukan dengan sengaja, apalagi dengan kesadaran penuh dan tekad menggebu, bergunjing bisa menjadi dosa besar.

"Dan janganlah kalian ber-ghibah (bergunjing) sebagian kalian terhadap sebagian yang lain. Apakah suka salah-seorang dari kalian makan daging bangkai saudaranya? Maka, kalian tentu akan sangat jijik kepadanya. Dan takutlah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat." (QS Al-Hujurat:12).

Kita tidak bisa memaksa orang lain berbuat sesuai keinginan kita. Tapi kita bisa memaksa diri kita untuk melakukan yang terbaik menyikapi sikap orang lain. Banyak bicara tidak selalu buruk, yang buruk adalah banyak berbicara kebatilan. Boleh-boleh saja kita produktif berbicara, tapi harus proporsional. Jika kita berbicara hal yang benar dan memang harus banyak, tentu kita lakukan hal itu. Pembicaraan seringkali bergeser dari rel kebaikan ketika kita tidak proporsional.

Semua orang harus menjaga lidahnya. Tidak peduli apakah itu orang-orang yang dianggap ahli agama. Orang-orang yang pandai membaca Al-Quran atau hadis, tidak otomatis pembicaraannya telah terjaga. Di sini tetap dibutuhkan proses belajar, berlatih, dan terus berjuang agar mutu kata-kata kita semakin meningkat.

Alangkah ironi jika orang-orang yang ahli agama, namun tidak menjaga lisan. Dia banyak menasihati umat dengan perilaku-perilaku yang baik, tapi saat yang sama dia tidak melakukan hal itu. Jika orang-orang preman berkata kasar, jorok, dan tak mengenai tata krama, orang masih maklum. Namun, jika orang-orang alim yang melakukannya, tentu ini adalah bencana serius.

Satu langkah konkret untuk memulai upaya menjaga lisan adalah dengan mulai mengurangi jumlah kata-kata. Makin sedikit bicara, makin tipis peluang kesalahan. Sebaliknya makin banyak bicara, peluang tergelincir lidah semakin lebar. Jika lidah kita telah meluncur tanpa kendali, kehormatan kita seketika akan runtuh. Berbahagialah bagi siapa yang bisa berkata dengan akhlak tinggi. Selalu berkata baik. Jika tidak, cukup diam saja!

Saudaraku, sadarilah bahwa lidah ini adalah amanah. Tiap-tiap kata yang terucap darinya kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Jadikan ucapan-ucapan kita adalah modal untuk mengundang keridhaan Allah. Jangan jadikan kata-kata itu sebagai sebab datangnya murka dan kebencian-Nya.

Semoga Allah SWT membimbing lisan kita untuk berucap mengikuti keteladanan Rasulullah saw. Ucapan itu keluar dari lisan bagai untaian mutiara yang sarat dengan kebenaran, berharga, bermutu, dan membawa maslahat bagi siapa pun yang mendengarkannya. Amin.
Wallahu a'lam bishshawab.


Kita Membutuhkan Sosok Umair Bin Saad


Kian banyak kita mendapati kisah teladan para sahabat, kian rindulah kita pada kehadiran sosok pejuang Islam dan pemimpin yang ikhlas, amanah, dan bersahaja. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khathab, penduduk Hims sangat kritis terhadap para pembesar mereka sehingga sering mengadu kepada Khalifah Umar.
Setiap pembesar yang baru datang memerintah ada saja celanya bagi mereka. Dicatatnya segala kesalahan pembesar itu lalu dilaporkannya kepada khalifah dan minta diganti dengan yang lebih baik. Penduduk Hims tidak ingin diperintah oleh 'politisi bermasalah'. Karena itu Khalifah Umar mencari seorang yang tidak bercacat dan namanya belum pernah rusak untuk menjadi gubernur di sana.

Lalu beliau menyebarkan pembantu-pembantunya untuk mencari orang yang paling tepat. Akhirnya, tidak diperolehnya orang yang lebih baik selain Umair bin Saad. Ketika itu Umair sedang bertugas memimpin pasukan perang kaum Muslimin di wilayah Syam. Dalam tugas itu dia berhasil memimpin pasukannya untuk membebaskan beberapa kota, menundukkan beberapa kabilah, dan membangun masjid di setiap negeri yang dilaluinya. Pada saat seperti itulah Umair dipanggil pulang ke Madinah untuk memangku jabatan Gubernur Hims.

Umair menerima tugas barunya dengan hati enggan karena baginya tidak ada yang lebih utama selain perang fi sabilillah. Setibanya di Hims ia mengajak penduduk berkumpul di masjid untuk shalat berjamaah. Selesai shalat dia menyampaikan pidato. ''Hai manusia, sesungguhnya Islam adalah benteng pertahanan yang kokoh dan pintu yang kuat. Benteng Islam itu ialah keadilan dan pintunya ialah kebenaran. Apabila benteng itu ambruk dan pintunya roboh, pertahanan agama akan sirna.

Islam akan senantiasa kuat selama kekuasaan tegak dengan kokoh. Tegaknya kekuasaan bukanlah dengan cemeti dan tidak pula dengan pedang, melainkan dengan menegakkan keadilan dan melaksanakan yang hak.'' Umair bin Saad bertugas sebagai Gubernur Hims hanya setahun. Selama itu dia tidak menulis surat sepucuk pun kepada Khalifah Umar di Madinah. Bahkan, ia pun tidak menyetorkan pajak satu dinar atau satu dirham pun ke Baitul Mal di Madinah. Karena itu timbul kecurigaan di hati Khalifah Umar.

Dia sangat khawatir ada masalah dengan pemerintahan Umair. Lalu, ia memerintahkan sekretaris negara untuk menulis surat kepada Gubernur Umair. ''Katakan kepadanya, bila surat ini sampai di tangan Anda, tinggalkanlah Hims dan segeralah menghadap Amirul Mukminin. Jangan lupa membawa sekalian pajak yang Anda pungut dari kaum muslimin.'' Selesai surat tersebut dibaca oleh Gubernur Umair, maka diambilnya kantong perbekalan dan diisinya tempat air untuk persediaan air wudhu dalam perjalanan. Lalu, dia berangkat meninggalkan Hims.

Dia pergi mengayun langkah menuju Madinah dengan berjalan kaki. Ketika hampir tiba di Madinah, keadaannya pucat (karena kurang makan dalam perjalanan), tubuhnya kurus kering dan lemah, rambut dan jenggotnya sudah panjang, dan dia tampak sangat letih karena perjalanan yang begitu jauh. Khalifah Umar yang terkejut melihat keadaan Umair dan mempertanyakan keadaannya. Jawab Umair, ''Tidak kurang suatu apa pun. Saya sehat, alhamdulillah, saya membawa dunia seluruhnya, saya tarik di kedua tanduknya.''
Khalifah Umar melanjutkan pertanyaannya, ''Dunia manakah yang Anda bawa?"  Umair menjawab, ''Saya membawa kantong perbekalan dan tempat air untuk bekal di perjalanan, beberapa lembar pakaian, air untuk wudhu, untuk membasahi kepala, dan untuk minum. Itulah seluruh dunia yang saya bawa. Yang lain tidak saya perlukan.'' Khalifah Umar tak menghentikan pertanyaannya. Gubernur Umair pun selalu memberi jawaban. ''Apakah Anda datang berjalan kaki?'' ''Betul, ya Amirul Mukminin'' ''Apakah Anda tidak diberi hewan kendaraan oleh pemerintah?''

''Tidak, mereka tidak memberi saya dan saya tidak pula memintanya dari mereka.'' ''Mana setoran pajak yang Anda bawa untuk Baitul Mal?'' ''Saya tidak membawa apa-apa untuk Baitul Mal'' ''Mengapa?'' ''Setibanya di Hims, saya kumpulkan penduduk yang baik-baik, lalu saya perintahkan mereka memungut dan mengumpulkan pajak. Setiap kali mereka berhasil mengumpulkannya, saya bermusyawarah dengan mereka, untuk apa harta itu harus digunakan dan bagaimana cara membagi-bagikannya kepada yang berhak.''

Mendengar penjelasan demikian, Khalifah Umar lantas memerintahkan untuk memperpanjang masa jabatan Umair sebagai Gubernur Hims. Namun, Umair menolaknya. ''Maaf Khalifah, saya tidak menghendaki jabatan itu lagi. Mulai saat ini saya tidak hendak bekerja lagi untuk Anda atau untuk orang lain sesudah Anda, wahai Amirul Mukminin.'' Umair pun minta izin untuk pergi ke sebuah dusun di pinggiran kota Madinah dan akan menetap di sana bersama keluarganya. Di sana ia hidup sangat sederhana dan bahagia hingga ajal menjemputnya.

Ketika Khalifah Umar mendengar kematian Umair, ia berduka sangat dalam. Ia berkata, ''Saya membutuhkan orang-orang seperti Umair bin Saad untuk membantu saya mengelola masyarakat kaum muslimin.'' Kisah perjalanan hidup para sahabat atau umat Islam generasi awal, selalu menarik untuk dikaji dan digali hikmahnya. Kita, umat Islam, sebenarnya tidak pernah mengalami krisis keteladanan. Perjalanan hidup para sahabat Nabi yang menjadi warga biasa ataupun penguasa senantiasa melahirkan hikmah yang patut dipetik.

Penggalan kisah Umair bin Saad di atas terasa aktual dan kontekstual bagi kehidupan umat Islam masa sekarang. Kian banyak kita mendapati kisah teladan para sahabat, kian rindulah kita pada kehadiran sosok-sosok pejuang Islam dan pemimpin yang ikhlas, amanah, dan bersahaja. Mestinya, kisah-kisah pejuang Islam seperti itulah yang dikabarkan kepada generasi Islam masa kini. Sehingga proses kaderisasi pemimpin yang ikhlas, amanah, dan bersahaja berjalan dengan baik dan kita tidak mengalami krisis keteladanan dan kepemimpinan seperti sekarang.

Seperti kata Khalifah Umar, kita membutuhkan sosok-sosok pemimpin dan pejuang seperti Umair untuk memimpin dan mengurus masalah umat Islam. Pengangkatan Umair sebagai Gubernur Hims juga tidak lepas dari sosok Umar bin Khattab yang ikhlas, amanah, dan bersahaja dalam memimpin umat Islam. Kita pun bisa meneladani penduduk Hims yang kritis dan korektif terhadap pemerintahnya, bukannya malah ikut menikmati kue kekuasaan dengan mendekati para pejabat yang tidak amanah dengan berbagai cara dan proposal jadi-jadian. Kita berharap sosok pemimpin umat Islam yang sedang dan akan menjadi pembesar, pejabat, atau penguasa, berlomba-lomba dalam kebajikan, untuk meneladani sikap amanah dan bersahaja seperti ditunjukkan Umair dan para sahabat Rasulullah lainnya.

Mereka tidak ambisius memegang jabatan, sesuai dengan perintah Nabi. Namun ketika amanah itu datang, mereka menjalankannya dengan baik, penuh keikhlasan, tidak korup dan otoriter, serta senantiasa mengedepankan semangat syuro dan melibatkan partisipasi rakyatnya dalam pengambilan kebijakan. Kini, adakah calon legislatif atau calon presiden yang berani dan tulus berjanji dalam kampanyenya, bahwa ia akan menjadi pejabat atau penguasa yang ikhlas, amanah, dan bersahaja seperti Umar dan Umair? Jika ada, kita berdosa jika tidak memilihnya. Wallahu a'lam.


Kewirausahaan


Hal yang sangat patut direnungkan oleh ummat Islam, dan ini menjadi kendala bagi kemajuan umat adalah faktor leadership (kepemimpinan) dan kemampuan manajemen. Dampaknya pun jelas , denga dua titik lemah ini potensi yang banyak tidak terbaca, tidak tergali secara maksimal , dan tidak terbaca, tidak tergali secara maksimal , dan tidak bisa dikembangkan menjadi sebuah sinergi yang memiliki dampak besar bagi kemajuan ummat.

Kelemahan leadership dan manajerial ini ternyata dapat kita telusuri dengan mengamati bagaimana pemahaman umat tentang sifat Rasulullah SAW.Diantara titik-titik yang kurang tersentuh secara maksimal adalah bagaimana umat Islam mempelajari masa muda Rasulullah sebelum menjadi Nabi.

Dari beberapa literatur yang didapat, betapa jiwa entrepreneurship Rasulullah di bidang wirausaha begitu mendominasi, sehingga beliau berkembang menjadi seorang pemimpin yang memiliki jiwa entrepreneur , dan keterampilan manajemen yang baik untuk mengelola sebuah dakwah, sebuah sistem yang bertata nilai kemuliaan Al Islam.

Diantara hal yang terus menerus harus kita teladani dari Rasulullah dalam interaksi bisnisnya adalah beliau sangat menjaga nilai-nilai harga diri,kehormatan , dan kemuliaannya dalam proses interaksi bisnis. Bisnis bagi Rasulullah tidak sebatas pertukaran uang dan barang , tapi ada yang lebih tinggi dari semua itu yaitu menjaga kehormatan diri.

Sehingga keuntungan apapun dari setiap transaksi yang beliau dapatkan , maka kemuliaannya justru semakin menjulang tinggi . Semakin dihormati , semakin disegani dan ini menjadi aset tak ternilai harganya yang mendatangkan kepercayaan dari pemilik modal.

Semoga kita semua mampu merenungi kejujuran diri, amanah, dan kegigihan dalam menjaga kehormatan diri kita selaku ummat Islam.
Wallahu a’lam bishowab.


Ketika Kita Singgah Sejenak


Bayangkanlah bila suatu ketika ada seseorang yang menjanjikan hadiah berupa sebuah rumah mewah lengkap dengan isinya. Begitu indah dan sempurnanya rumah itu, sehingga baru membayangkannya saja Anda sudah merasakan suatu kenikmatan dan kebahagiaan tersendiri. Rumah itu terletak di kota "A" dan anda diminta untuk pergi sendiri ke sana. Diberinya anda sejumlah ongkos untuk bekal selama perjalanan hingga sampai tujuan. Tetapi di tengah perjalanan nanti Anda diminta singgah terlebih dahulu disebuah kampung. Ya, sekedar singgah sejenak!

Sungguh termasuk orang yang malang apabila ketika sampai di kampung tersebut Anda malah terpana dan lalu menganggap kampung tersebut teramat indah. Melihat gubuk disangka istana. Melihat kolam kecil disangka danau. Bahkan melihat kue serabi anda sangka martabak spesial. Pendek kata, mata dan penilaian Anda menjadi kabur dan tertipu oleh karena keterpanaan yang menerpa.

Saking merasa senangnya Anda dengan kampung itu, sampai sampai lupa dengan pesan semula bahwa anda hanya disuruh singgah sejenak saja. Anda tinggal berlama-lama di sana dan tentu saja ongkos pemberian yang cukup untuk sampai tujuan itu malah anda habiskan di kampung itu. Akibatnya, tidak usah heran ketika yang menyuruh dan memberi ongkos akan murka tatkala mengetahui Anda ternyata tidak pergi ke kota yang diminta.

Nah, ketahuilah bahwa kota "A" itu tiada lain adalah akhirat, sedangkan kampung yang anda hanya disuruh singgah sejenak itu tak lain pula adalah kampung dunia ini.

Salahkah apabila Dia Yang Mahabaik itu, yang telah menjajikan surga Jannatun Na'im - padahal apapun yang dijanjikanNya pasti ditepati dan tidak akan meleset sedikitpun - dan tak lupa pula memberi bekal perjalanan yang cukup berupa karunia nikmat rizki, tidak menyembunyikan "kekecewaannya" melihat tingkah laku kita yang tak pandai manjaga amanah, dengan berfirman, "Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai?" (Q.S. Ar Ruum 30: 7).

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan kalau mereka mengetahui," demikian firmanNya pula. (Q.S. Al Ankabuut 29: 64)

Kebanyakan di antara kita ternyata memang gemar bertindak yang "mengecewakan" seperti itu. Kampung dunia ini sebenarnya tidak ada apa-apanya, namun sebagian besar orang ternyata terpedaya oleh keindahan fatamorgananya. Padahal, semua yang dititipkan ALLAH kepada kita, baik berupa otak, tenaga, harta, waktu, dan sebagainya, itu semua sebenarnya bukan untuk kampung dunia ini karena ia hanyalah tempat mampir atau singgah sejenak saja.

Dunia tak lebih sekedar tempat transit belaka kendatipun untuk ini ALLAH Azza wa Jalla pasti mencukupi kita dengan rizkinya. Dengan catatan, sepanjang "ongkos" tersebut tidak dhamburkan sia-sia. ALLAH memampirkan kita di dunia ini seraya tahu persis akan segala apa yang kita butuhkan, lebih tahu daripada apa yang sebenarnya kita perlukan, kalau ongkos yang ada itu kita jadikan betul-betul untuk bekal kepulangan nanti, maka subhanallah, kita akan kaget bahwa betapa ALLAH akan mencukupi kita dengan limpahan karunianya.

Akan tetapi, sayang sebagian besar orang tidak mengerti bahwa semua yang dititipkan ALLAH itu sebenarnya untuk bekal pulang, sehingga seluruh waktunya habis tandas hanya untuk mengejar-ngejar segala hal yang bersifat duniawi. Padahal tidak akan kemana-mana dunia ini. Bukankah ketika masih berada di rahim bundapun kita tetap diberi dunia (rizki) padahal toh kita tidak berdoa, tidak shalat tidak ikhtiar ke mana pun.

Kita memang disuruh menyempurnakan ikhtiar, tetapi bukan semata-mata untuk mencari dunia. Ikhtiar kita secara sempurna pada hakikatnya untuk bekal kepulangan kita ke akhirat kelak. Jadi, jaminan dari ALLAH untuk kehidupan dunia ini sebenarnya ditujukan kepada orang yang bersungguh-sungguh menyempurnakan ikhtiarnya.

Untuk bekal kehidupan dunia ini, rejeki itu oleh ALLAH dibiarkan tergantung. Lalu, Dia seolah-olah berfirman, "Ini rejekimu, kalau engkau ikhtiar, akan kau dapatkan apa yang telah ditetapkan bagimu. Kalau ikhtiarnya di jalanKu, maka tidak hanya rejekimu yang kau dapati, tetapi pahalapun akan engkau peroleh. Itulah keberkatan untukmu; di dunia ternikmati, di akhiratpun jadi manfaat. Sebaliknya, bila ikhtiarmu itu di jalan yang Aku murkai, yakni niat maupun caranya tidak benar, maka tetaplah akan kau dapati apa yang telah menjadi bagianmu, hanya, berubah statusnya menjadi haram. Rejekinya tetap didapat tetapi tidak mengandung manfaat dan keberkahan.

Memang, ada sebagian orang yang selama hidupnya begitu sibuknya banting tulang, seakan-akan takut tidak kebagian makan. Apa yang telah diperolehnya dikumpulkannya dengan seksama demi agar anak-anaknya terjamin masa depannya.

Ada juga orang yang ketika hidup ini teramat sibuk merindukan penghargaan sehingga dia capek menata rumah, capek membeli ini itu, capek mematut-matut diri dengan motivasi semata-mata ingin dihargai orang. Disisi lain ada juga orang yang hidupnya hanya mencari kepuasan, sehingga uang yang telah dikumpul-kumpulkannya dipakainya untuk pergi melancong kemana saja yang dia suka.

Bagi orang yang tahu hakikat kehidupan ini, maka pastilah yang dicarinya itu bukan dunia, melainkan Yang Memiliki Dunia! Kalau orang lain bekerja banting tulang untuk mencari uang, maka kita bekerja demi mencari Yang Membagikan Uang. Kalau orang lain belajar ingin mencari ilmu, maka kita belajar karena mencari Yang Memberi Ilmu. Kalau orang lain sibuk mengejar prestasi demi ingin dihargai dan dipuji sesama, maka kitapun sibuk mengejar prestasi demi mendapatkan penghargaan dan pujian dari yang Yang Maha Menggerakkan siapapun yang menghargai.

Jadi jelas perbedaannya, Bagi orang yang tujuannya dunia, pasti kesibukannya hanya sebatas ingin mendapatkan itu saja.

Sedangkan bagi yang tahu ilmunya, maka yang dicari itu langsung tembus kepada pemilik dan penguasa segala-galanya. Bagi sebagian orang, tatkala membutuhkan uang, tetapi uang itu tidak didapatkan, jelas yang muncul adalah rasa kecewa. Sebaliknya bagi kita, saat membutuhkan uang, maka kita berikhtiar sekuat tenaga bukan untuk mengejar uang semata, malainkan ALLAHlah yang kita kejar. Soal dapat atau tidak dapat tak ada masalah karena ALLAH tidak akan pernah lupa memberikan karuniaNya. Kesibukan kita berikhtiar pasti sudah dicatat oleh ALLAH. Tidak ada yang rugi, tidak ada pula yang gagal.

Kalau orang bekerja karena ingin dihargai, maka bagi kita semua itu tidak ada apa-apanya karena ALLAHlah sebagai penguasa alam semesta yang menjadi tujuan segala perbuatan kita. Kadang-kadang penghargaan manusia justeru menjadi ujian bagi kita. Sebab manakala seseorang memuji kita, maka hakikatnya bukanlah karena kita layak dipuji, melainkan karena ALLAH saja yang menutupi segala aib dan keburukan kita, sehingga orang menyangka kita ini layak dipuji.

Bagi orang yang mengetahui rahasia di balik suatu kejadian, datangnya pujian itu akan membuatnya tambah malu karena itu berarti ALLAH memperlihatkan sesuatu, bahkan tidak jarang pujian itu ternyata lebih baik dari kenyataan sebenarnya yang ada pada diri kita. Kalau kita mau jujur, sungguh tidak pantas dan tidak cocok pujian itu dialamatkan kepada kita. Karenanya, janganlah lekas terpana oleh pujian manusia .

Mengapa ada orang yang bisa mendaki gunung walaupun dengan bekal dan alat seadanya? Mengapa ada orang yang berani menyeberangi lautan walaupun hanya dengan menggunakan perahu sederhana? Jawabnya, karena kekuatan terbesar adalah motivasinya. Demikian halnya kalau motivasi kita hanya sebatas dunia ini, maka tidak usah heran kalau dia akan mudah terpedaya. Akan tetapi, tidak akan pernah lelah kita mencari apapun juga karena yang kita tuju adalah Dia Yang Maha Perkasa!

Walhasil, tampaknya wajib bagi siapapun menyadari bahwa dunia ini hanya tempat singgah sejenak belaka, kalaulah ALLAH berfirman, "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan ALLAH kepadamu (Kebahagiaan) negeri akhirat, (tetapi) janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi" (QS. Al Qashas 28: 77). Maka itu semata-mata dimaksudkan agar kita pandai mensyukuri apapun yang telah dianugerahkan ALLAH kepada kita selama hidup didunia ini. Adapun kebahagiaan dan kenikmatan yang kekal dan hakiki, itulah yang akan kita dapati di akhirat.


Karakteristik Pribadi Mulia


Pribadi mulia antara lain akan berbicara yang baik saja, penuh kejujuran, tidak ada kebohongan, membuat senang pendengarnya, dan tidak menyakiti atau menimbulkan amarah. Jika seluruh manusia di dunia ini memiliki karakter pribadi mulia, dapat dibayangkan betapa indahnya kehidupan ini: tidak ada konflik, permusuhan, kerusuhan, tindak kriminal, dan sebagainya. Sebaliknya, yang ada adalah semangat kerja sama, saling berkasih-sayang, tolong-menolong, dan berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan.

Media massa pun akan penuh dengan berita-berita penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa maslahat, pembangunan, pertumbuhan ekonomi. Singkatnya berita-berita yang menyenangkan hati. Koran-koran kuning yang berpaham jurnalisme got, yakni menyebarkan berita kriminalitas dan eksploitasi seks, akan kehilangan sumber berita, juga kehilangan pelanggan, tidak laku, sehingga tutup.

Dapatkah kondisi demikian tercipta? Insya Allah, jika dakwah Islamiyah terus-menerus berlangsung dengan para juru dakwah berjiwa mujaddid (pembaru), muwahid (pemersatu), mujahid (pejuang), muadib (pendidik), dan musadid (pelurus) dengan keimanan dan keikhlasanya. Sasaran utama dakwah adalah perubahan pola pikir dan sikap, sehingga terbentuk manusia-manusia berkepribadian mulia. Itu pula yang menjadi misi Islam sejak kelahirannya, yakni membentuk budi pekerti yang mulia.

Akhlak tempatnya di dalam hati. Ia adalah "sentral komando" perilaku manusia. Akhlak adalah penentu baik-buruk perilaku seseorang. Fondasi akhlak yang membawa kebaikan amal perbuatan adalah dzikrullah, yakni selalu mengingat Allah SWT dalam segala kondisi. Dzikrullah adalah dasar akhlak mulia, bersama sifat pemaaf, suka mengajak kepada kebenaran, berpaling dari orang-orang bodoh, suka berlindung kepada Allah SWT dari godan syetan (QS. 7: 199-201).

Upaya dakwah hendaknya tidak lepas dari upaya pembentukan karakter pribadi mulia dengan fondasi akhlak yang mulia sebagai berikut:

Pertama, berbicara yang baik saja. "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah berbicara yang baik atau (jika tidak demikian) hendaklah diam" (HR. Bukhari dan Muslim). Sebuah pembicaraan dikatakan baik apabila isinya bermanfaat, mengandung kebajikan, membuat senang pendengarnya, atau tidak menyakiti hati orang lain. Pembicaraan yang baik juga bercirikan penggunaan kata-kata yang benar atau sesuai kaidah bahasa yang berlaku (qaulan sadida, QS. 4:9), kata-kata yang tepat sasaran, komunikatif, atau mudah dimengerti (qaulan baligha, QS. 4:63), serta mengunakan kata-kata yang santun, lemah-lembut, atau tidak kasar (qaulan karima, QS. 17:23). Pembicaraan yang baik juga harus penuh kejujuran atau kebenaran (shidqi).

Kedua, malu (haya'). Malu adalah perasaan untuk tidak ingin direndahkan atau dipandang buruk oleh pihak lain. Jadi, malu adalah persoalan harga diri atau gengsi. Malu yang paling utama adalah malu kepada Allah SWT sehingga tidak berbuat sesuatu yang melanggar aturan-Nya. Malu kepada manusia harus dalam konteks malu kepada-Nya. "Sesungguhnya sebagian yang didapatkan manusia dari perkataan nabi-nabi terdahulu ialah 'Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu!'" (HR Bukhari).

Ketiga, rendah hati (tawadhu'), yaitu perasaan lemah dan kecil di hadapan Allah. Sifat ini akan membuat seseorang tidak berlaku sombong, tidak memandang dirinya mulia apalagi merasa paling benar. Fadhil bin Iyadh mengatakan, tawadhu' ialah tunduk kepada kebenaran dan mengikutinya, walaupun kebenaran itu datang dari seorang anak kecil.

Keempat, senyum atau bermanis muka. Senyum adalah suatu kebajikan dan sama dengan ibadah sedekah. Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya agar murah senyum, atau bermuka manis. Menyenangkan, senyum dapat kita rasakan tatkala melihat keramahan orang lain pada kita. Sebaliknya, sukakah kita melihat orang cemberut dan bermuka masam terhadap kita? Rasulullah bersabda, "Kamu tidak bisa meratai (memberi semua) manusia dengan harta-hartamu, tetapi hendaklah bermanis muka dan perangai yang baik dari kamu meratai mereka" (HR Abu Ya'la).

Kelima, sabar. Bersabar dalam pergaulan adalah sifat mukmin sejati. Dalam bergaul kita menemui banyak orang dengan ragam watak dan perilakunya: ada yang menyenangkan, ada pula yang menyebalkan. Terhadap yang tidak menyenangkan, kita diharuskan bersabar menghadapi sikap mereka. "Mukmin yang bergaul dengan manusia dan sabar atas gangguan mereka lebih baik daripada yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar atas gangguan mereka" (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi).

Imam Al-Ghazali mengatakan, "Sabar adalah suatu kondisi mental dalam mengendalikan nafsu yang tumbuhnya adalah atas dorongan ajaran agama". Menurut Nabi SAW ada beberapa tingkatan sabar, yaitu (1) sabar dalam menghadapi musibah, (2) sabar dalam mematuhi perintah Allah SWT, dan (3) sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan maksiat. Sabar yang pertama merupakan kesabaran terendah, yang kedua merupakan tingkat pertengahan, dan yang ketiga merupakan kesabaran tertinggi (HR Ibnu Abi Ad-Dunia).

Keenam, kuat atau tahan banting. Kuat artinya memiliki ketahanan mental dan fisik yang tinggi. Tidak mudah putus asa, tidak suka mengeluh, dan sehat jasmani-rohani. Kuat juga bisa dimaknai unggul dan berkualitas. Janganlah berputus-asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat Allah kecuali kaum kafir (QS. 12:87).

Ketujuh, pemaaf, tidak pendendam. Memaafkan kesalahan manusia dan menahan amarah adalah ciri orang bertakwa (QS. 3: 134). "Allah tidak akan menambah seseorang yang suka memberi maaf melainkan dengan kemuliaan" (HR Muslim).

Kedelapan, menahan amarah. Marah dapat membawa malapetaka. Orang sedang marah dikuasai hawa nafsu dan setan. Pikirannya menjadi tidak jernih, tidak bersih. Akalnya menjadi tidak berfungsi normal. "Bukanlah orang yang gagah perkasa namanya ia yang kuat bergulat, tetapi yang disebut gagah perkasa itu ialah orang yang dapat mengendalikan nafsunya (dirinya) ketika sedang marah" (HR Bukhari Muslim).

Kesembilan, zuhud. Ketika seorang sahabat meminta nasihat tentang amal yang disukai Allah dan manusia, Nabi SAW menegaskan: "Berzuhudlah dari dunia, niscaya Allah menyukaimu dan zuhudlah dari apa yang di tangan manusia, niscaya manusia menyukaimu" (HR Ibnu Majah). Zuhud adalah sikap tidak terlalu mencintai dunia, bahkan membencinya dalam batas-batas yang wajar. Menurut Rasulullah SAW, "Zuhud di dunia tidak mengharamkan yang halal dan tidak membuang harta..." (HR Tirmidzi).

Kesepuluh, Qonaah, yaitu merasa cukup dengan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT. Sikap demikian membuatnya tenang dan senantiasa mensyukuri pemberian-Nya, sedikit ataupun banyak. "Bukanlah orang kaya itu yang banyak hartanya, melainkan yang kaya jiwanya (hatinya)" (HR Bukhari dan Muslim).

Kesebelas, wara, yakni menjauhi hal syubhat karena takut jatuh kepada keharaman. Syubhat artinya tidak dapat dipastikan halal-haramnya (berada antara halal dan haram). Nabi SAW mengatakan, siapa yang menjauhi syubhat berarti ia membersihkan diri dan agamanya. Siapa yang mendekati syubhat, maka dikhawatirkan termasuk pada hal haram (HR Muttafaq 'Alaih).

Keduabelas, suka menolong, yaitu membantu orang yang sedang dalam kesulitan, selama berada pada garis kebaikan dan takwa. Termasuk menolong orang lain adalah menutupi aibnya sehingga tidak membuatnya malu. "Siapa yang menutupi aib orang mukmin, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan tetap menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya" (HR Muslim).

Demikianlah karakteristik pribadi mulia yang harus kita tanamkan dalam diri kita dan didakwahkan kepada orang lain. Semoga Allah memberikan bimbingan dan pertolongan kepada kita dan para mujahid dakwah.
Wallahu a'lam.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

HACKING

Terbaru >>

Top Post >>

 

S E R V I C E ' s aLL ShArE Copyright © 2010 Endy_Djubu is Designed by 3nfitry