My Profile

Sabtu, 17 Maret 2012

Menggenggam Waktu Meraih Prestasi Diri


Apakah yang menjadi resep teramat jitu, yang dimiliki para sahabat Nabi SAW yang menjadi balatentara Islam ketika itu, sehingga mereka mampu menaklukkan dua imperium adidaya, Romawi dan Persia, yang  balatentaranya amat kuat dan perkasa? Resepnya ternyata tersimpul dari pengakuan penuh kekaguman dari seorang anggota dinas intelejen Romawi setelah melakukan kegiatan mata-mata di Madinah. Kepada Kaisar Romawi ia mengutarakan kesannya tentang watak kaum muslimin, "Ruhbaanun bil-laili, firsaanun binnahaar!" Ya, mereka, kaum muslimin itu, kalau malam tak ubahnya seperti rahib, sedangkan kalau siang sungguh bagaikan singa!

Umat Islam ketika itu mampu memadukan dua kekuatan ikhtiar yang sungguh luar biasa, sehingga menghasilkan sesuatu yang, subhanallah, sangat luar biasa pula. Tubuh dan pikiran seratus persen digunakan untuk berikhtiar, bersimbah peluh berkuah keringat. Dikerahkan segenap potensi yang telah dititipkan ALLAH Azza wa Jalla, demi teraihnya suatu prestasi tertinggi, suatu karya terbaik. Dengan demikian, jadilah ia muslim yang unggul, prestatif, dan patut dibanggakan.

Selain itu, hati pun seratus persen digunakan berikhtiar dengan sekuat tenaga untuk ber-taqarrub dan mengejar pertolongan ALLAH, sehingga menjadi hamba yang ridha dan diridhai-Nya. Jadilah ia ahli ibadah yang unggul dan prestatif, kekasih ALLAH Azza wa Jalla, yang akan dikuatkan-Nya manakala ia lemah, yang akan dicukupkan-Nya ketika ia dalam kekurangan, yang akan dilapangkan-Nya bila ia dalam kesempitan, yang akan ditenteramkan-Nya tatkala ia dilanda gelisah, serta akan ditolong dan dibela-Nya sekiranya ia dianiaya dan disakiti.

Bagi hamba ALLAH yang unggul dalam ibadah kepada-Nya, maka baginya ALLAH itu dekat, "...fa innii qariib. Ujiibu da'wataddaa'i idzaa da'aan" [Q.S. AI-Baqarah (2): 186]. Aku adalah dekat. Aku mengabulkan orang yang berdo'a apabila ia mendo'a kepada-Ku! Bahkan, baginya ALLAH itu teramat dekat. "...dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." [Q.S. Qaf (50): 16]

Gambaran seorang muslim yang unggul dan prestatif memang ibarat rahib dalam kualitas ibadahnya dan laksana singa dalam kualitas semangat jihadnya. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana caranya untuk menjadi seorang pribadi yang unggul? Salah satu kuncinya yang utama adalah kemampuan menggenggam waktu. Secara syariat, siang dan malam itu terdiri atas 24 jam. Seberapa besar seorang muslim mampu menggunakan waktu yang telah disediakanALLAH tersebut? Dengan kata lain, seberapa mampu seorang muslim mampu melakukan percepatan diri?

Kita ibaratkan dalam sebuah lomba balap sepeda. Ketika pistol diletuskan, tampaknya orang yang menjadi juara dalam balap sepeda tersebut adalah orang yang dalam detik yang sama bisa mengayuh sepedanya lebih kuat dan lebih cepat daripada yang dilakukan oleh orang lain, sehingga dia akan melesat mendahului pembalap yang lain karena energi yang dipergunakan dan ketepatan gerakannya lebih baik daripada detik yang sama yang dilakukan orang lain.

Artinya, keunggulan itu sangat dekat dengan orang yang paling efektif dalam memanfaatkan waktunya. Islam adalah agama yang paling dominan mengingatkan kita kepada waktu. ALLAH sendiri berkali-kali bersumpah dalam AI-Quran berkaitan dengan waktu. "Wal 'ashri (Demi waktu)," "Wadh dhuha (Demi waktu dhuha)." "Wal lail (Demi waktu malam)." "Wan nahar (Demi waktu siang)."

ALLAH pun telah mendisiplinkan kita agar ingat terhadap waktu minimal lima kali dalam sehari semalam: Shubuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, 'Isya. Belum lagi tahajjud pada sepertiga akhir malam dan shalat Dhuha ketika matahari terbit sepenggalah. ALLAH mengingatkan kita untuk selalu terkontrol dengan waktu yang ada.

Oleh sebab itu, tampaknya tidaklah perlu bercita-cita yang hebat bagi orang-orang yang menganggap remeh waktu karena kunci keunggulan seseorang justeru terletak pada bagaimana dia mampu memanfaatkan waktu secara lebih baik daripada yang dimanfaatkan oleh orang lain.

Dua puluh empat jam adalah waktu sehari semalam yang sama diberikan kepada setiap orang. Ada yang bisa mengurus dunia. Ada yang mampu mengurus perusahaan raksasa. Ada yang bisa mengurus berjuta-juta manusia. Akan tetapi, ada juga orang yang selama dua puluh empat jam tersebut mengurus diri sendiri saja tidak sanggup. Padahal, jatah waktu yang dimilikinya sarna.

Jangan salahkan siapa pun kalau kita tidak merasakan gemilangnya hidup ini. Hal pertama yang harus kita curigai adalah bagaimana komitmen kita terhadap waktu yang kita jalani ini. Hendaknya selalu melakukan evaluasi diri. Kalau kita termasuk orang yang sangat menganggap remeh atas berlalunya waktu, tidak merasa kecewa manakala pertambahan waktu tidak menjadi saat bagi peningkatan kemampuan diri, maka berarti kita memang akan sulit menjadi unggul dalam hidup ini.

Kita berpacu dengan waktu. Satu desah nafas adalah satu langkah menuju maut. Rugi besar kalau kita banyak keinginan, banyak angan-angan, banyak harapan, tetapi tidak meningkatkan kemampuan. Padahal setiap detik, menit, dan jam adalah peluang bagi peningkatan kemampuan: kemampuan keilmuan, kemampuan diri, kemampuan kelapangan dada kemampuan ibadah. Barangsiapa yang dalam setiap waktu yang dilaluinya selalu tamak dengan upaya meningkatkan kemampuan diri, maka tidak usah heran kalau ALLAH akan memberikan yang terbaik bagi diri kita. Insya ALLAH! ALLAH-lah Pemilik segala-galanya.

Akan tetapi, kalau di dalam diri ini tidak ada peningkatan apa pun; ibadah tidak semakin khusyuk dan ikhlas, hati tidak semakin bersih, ilmu tidak semakin tinggi, kekuatan pun tidak bertambah, maka yang tinggal hanyalah angan-angan belaka. Tidak lebih dari itu. Karena, sebetulnya yang terlebih penting bukanlah hanya keinginan, melainkan kemampuan -- dan itulah yang menjadi jawaban terbaik dalam mengarungi kehidupan ini.

Waspadalah terhadap waktu. Setiap waktu yang kita lalui harus kita perhitungkan dengan secermat-cermatnya. Harus membuahkan peningkatan. Kita harus berbuat lebih baik daripada yang dilakukan oleh orang lain. Hendaknya kita tidak sekadar bekerja keras saja, tetapi yang jauh lebih baik adalah bahwa kita harus bekerja keras dan efektif!

Banyak orang yang sibuk bekerja tetapi juga sibuk tertinggal, sibuk lupa, serta sibuk mencari sesuatu yang seharusnya tidak dia cari karena semuanya harus sudah siap. Pendek kata, banyak orang yang tampak sibuk, tetapi ternyata tidak efektif. Bukanlah hal seperti ini yang diharapkan.

Ada orang yang duduk di depan meja dengan maksud untuk belajar. Belum beberapa detik saja dia duduk, sudah disibukkan dengan mencari ballpoint, sibuk mencari buku yang lupa meletakkannya, sibuk menjerang air untuk ngopi, sibuk melihat foto si dia yang dipajang di sudut meja. Memang dia duduk selama dua jam menghadapi meja, tetapi tidak menghasilkan apa pun. Mengapa demikian? Karena, dia tidak efektif.

Untuk menjadi seorang yang efektif dalam mengatur waktu, kita harus adil dalam membaginya. Ada hak belajar, hak membantu orang tua, hak ibadah, hak peningkatan kemampuan diri, hak evaluasi, hak istirahat, hak rekreasi; semua mesti dibagi dengan adil. Sibuk dan hebatnya belajar, misalnya, tetapi tanpa dibarengi dengan istirahat bahkan tanpa diiringi dengan mantapnya ibadah kepada ALLAH, itu hanya menunggu waktu yang suatu saat akan menjadi bumerang.

"Fa idzaa faraghta fanshab. Wa ilaa rabbika farghab." [Q.S. Alam Nasyrah (94):7-8]. Kunci efektivitas adalah manakala selesai menuntaskan suatu urusan, segera bersiaplah untuk mengerjakan urusan lain. Lebih dari semua itu adalah bagaimana menjadikan segalanya sebagai ladang amal dalam rangka ibadah kepada ALLAH Azza wa Jalla. Karena, bagaimanapun pada akhirnya "kepada Tuhanmulah kamu akan kembali"
Allaahu Akbar!

Ditulis Oleh : Endy Djubu | Artikel | Menggenggam Waktu Meraih Prestasi Diri


Artikel Menggenggam Waktu Meraih Prestasi Diri ini diposting oleh Endy Djubu pada hari Sabtu, 17 Maret 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda yang telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat untuk kita semua, Kritik dan saran nya, silahkan tulis di kotak Komentar di bawah ini, dan jangan lupa di like/suka ya.... Salam hangat dari saya 3nf1try.blogspot.com
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 Comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

HACKING

Terbaru >>

Top Post >>

Blog Archieve >>

 

S E R V I C E ' s aLL ShArE Copyright © 2010 Endy_Djubu is Designed by 3nfitry