My Profile

Sabtu, 17 Maret 2012

Kekuatan Iman


Ummu Salamah, istri Rasulullah Saw, menceritakan ada dua orang laki-laki saling berselisih dan memperebutkan harta warisan. Keduanya sama-sama tidak memiliki keterangan sebagai bukti, kecuali pengakuan mereka semata. Dengan rasa egoisme yang tinggi, masing-masing mengklaim bahwa dirinyalah yang berhak atas harta warisan itu. Kemudian mereka meminta Rasulullah Saw agar memutuskan perkaranya.

Rasulullah Saw bersabda, ''Sesungguhnya aku ini manusia. Kalian berselisih dan meminta keputusan kepadaku. Boleh jadi salah seorang di antara kalian lebih pandai dan lancar bicaranya dalam memberikan alasan daripada yang lain. Sehingga, aku memberi keputusan dengan memenangkannya berdasarkan apa yang aku dengar darinya. Jika aku memenangkan seseorang di antara kalian tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, maka hendaklah ia tidak mengambil sedikit pun dari harta itu. Sebab, dengan demikian berarti aku telah memberi api neraka kepada orang yang aku menangkan.''

Setelah mendengar sabda Rasulullah itu, maka terketuklah hati masing-masing, tergetarlah iman keduanya, dan tumbuhlah dalam jiwa keduanya perasaan takut kepada Allah dan siksa-Nya di akhirat. Akhirnya, kedua orang yang beperkara itu menangis, masing-masing berkata kepada yang lain, ''Aku berikan milikku kepadamu, sekarang ambillah.'' Melihat hal itu, Rasulullah Saw bersabda, ''Jika kalian berdua hendak berbuat demikian, maka bagilah dan lakukanlah dengan sebenarnya.''

Lalu, masing-masing di antara mereka saling membagi harta warisan itu. Dan, keduanya saling memaafkam kalau ada yang lebih atau yang kurang dari hak masing-masing. Egoisme atau sifat mementingkan diri sendiri merupakan suatu watak dasar manusia yang pengaruhnya sangat besar terhadap sikap dan tindakan manusia.

Watak inilah yang banyak menjadikan manusia saling berebut kekayaan dan kekuasaan, yang akhirnya menimbulkan perselisihan, permusuhan, perampasan hak, penguasaan harta dengan cara yang batil, persekongkolan untuk saling menjatuhkan, dan tindakan-tindakan lainnya yang melahirkan konflik horizontal berkepanjangan di tengah-tengah kehidupan manusia.

Konflik horizontal yang lahir dari watak egoisme, selamanya tidak akan dapat diselesaikan hanya dengan hukum dan undang-undang buatan manusia semata, kecuali dengan iman yang benar. Iman yang benar itu, menurut ulama besar az-Zujaj, yaitu iman yang melahirkan sikap ketundukan, kepatuhan, serta kesediaan untuk menerima syariat Islam, termasuk apa saja yang disampaikan Rasulullah Saw.

Dengan iman yang benar, seseorang akan bersikap dan bertindak sesuai fitrah dan hati nuraninya, serta mengembalikan semua penyelesaian persoalan pada kebenaran hakiki, yaitu kebenaran dari Allah. Firman Allah SWT: "Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu." (Al-Baqarah: 147).

Sumber : Republika Online

Ditulis Oleh : Endy Djubu | Artikel | Kekuatan Iman


Artikel Kekuatan Iman ini diposting oleh Endy Djubu pada hari Sabtu, 17 Maret 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda yang telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat untuk kita semua, Kritik dan saran nya, silahkan tulis di kotak Komentar di bawah ini, dan jangan lupa di like/suka ya.... Salam hangat dari saya 3nf1try.blogspot.com
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 Comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

HACKING

Terbaru >>

Top Post >>

Blog Archieve >>

 

S E R V I C E ' s aLL ShArE Copyright © 2010 Endy_Djubu is Designed by 3nfitry