My Profile

Sabtu, 17 Maret 2012

Jaga Mulut


Luqman Alhakim adalah seorang budak hitam. Bibirnya tebal, dan kedua kakinya melekuk, sehingga kalau berjalan tampak lucu. Meskipun demikian, dia seorang yang arif bijaksana. Luqman tidak pernah berperilaku buruk, bahkan dalam ucapannya. Apa yang keluar dari kedua bibirnya adalah kebijaksanaan. Ia tidak pernah mengucapkan sesuatu pun, kecuali hal-hal yang mulia, penuh makna dan hikmah, serta berguna. Allah mengabadikan namanya di dalam Alquran sebagai salah satu teladan umat manusia.

Alkisah, suatu kali tuannya menyuruh Luqman agar menyembelih beberapa ekor kambing untuk sebuah keperluan. ''Luqman, coba ambilkan untukku dua bagian yang terbaik dari daging-daging itu,'' kata tuannya. Sejurus kemudian Luqman datang dan menyerahkan potongan hati dan lidah.

''Sekarang, ambilkan untukku bagian yang terburuknya,'' pinta tuannya lagi. Luqman bergegas, dan sejenak kemudian datang. Namun, lagi-lagi ia menyerahkan potongan hati dan lidah. ''Apa maksudmu dengan ini semua, Luqman? Mengapa yang terbaik dan terburuk sama bentuknya?'' tanya sang tuan keheranan.

''Tuan, jika kedua bagian ini sudah baik, tidak ada lagi yang lebih baik dari keduanya. Sebaliknya, jika kedua bagian ini sudah buruk, tidak ada lagi yang lebih buruk dibandingkan dengan keduanya,'' jawab Luqman.

Jawaban Luqman tersebut adalah sebuah tamsil, bahwa baik buruk manusia ditentukan oleh dua bagian itu, yakni hati dan mulut. Baik buruk isi hati kita, baik buruk ucapan kita, sangat menentukan citra kemanusiaan kita di hadapan orang lain.

Tentang mulut, Nabi saw seringkali mewanti-wanti agar menjaganya dengan sungguh-sungguh karena ia paling berpotensi mencelakakan kita. ''Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berbicaralah hanya yang baik-baik. Jika tidak sanggup, sebaiknya diam.'' Sabda beliau di kali yang lain, ''Cukuplah seorang menjadi penduduk neraka, ketika ia tidak bisa menjaga lisannya.''

Berkenaan dengan itu pula, Ali bin Abi Talib berkata, ''Berbahagialah orang yang bisa menahan kelebihan mulutnya dan menginfakkan kelebihan hartanya''.

Ketika perpolitikan sedang hangat seperti yang tampak hari-hari ini, lazim banyak orang senang berbicara muluk-muluk, mengobral janji-janji manis kepada khalayak, demi menarik simpati. Entah sudah berapa kali janji-janji muluk nan manis itu hanya omong-kosong belaka, yang membuai kita untuk sesaat. Benar kata Nabi saw, ''Sesungguhnya dalam perkataan itu sihir.''

Agaknya kita mesti menganut satu prinsip saja, bahwa baik buruk seorang tokoh, baik ormas, maupun orsospol, bisa dilihat dari usaha mereka menjaga mulutnya, seberapa jauh mereka bisa menepati janji-janjinya kepada publik, baik yang lalu, maupun mendatang.

Sumber : Republika Online

Ditulis Oleh : Endy Djubu | Artikel | Jaga Mulut


Artikel Jaga Mulut ini diposting oleh Endy Djubu pada hari Sabtu, 17 Maret 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda yang telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat untuk kita semua, Kritik dan saran nya, silahkan tulis di kotak Komentar di bawah ini, dan jangan lupa di like/suka ya.... Salam hangat dari saya 3nf1try.blogspot.com
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 Comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

HACKING

Terbaru >>

Top Post >>

Blog Archieve >>

 

S E R V I C E ' s aLL ShArE Copyright © 2010 Endy_Djubu is Designed by 3nfitry