Pesatnya industrialisasi dan globalisasi yang tidak diiringi dengan
peningkatan pembinaan jiwa ternyata membawa dampak buruk pada tatanan
kehidupan bermasyarakat di negeri ini.
Hedonisme, keglamoran, egoisme, dan individualisme, saat ini amat mudah
ditemui di tengah masyarakat kita. Sementara itu, keguyuban, kerukunan,
ke-tepa selira-an, pertolong-menolongan, dan kegotongroyongan, mulai
terkikis dan memudar sedikit demi sedikit. Akibatnya, masyarakat--khususnya
di perkotaan--menjadi sangat tidak peduli dengan anggota masyarakat lainnya.
Ketika diundang dalam pertemuan rukun tetangga (RT), dengan banyak alasan
mereka tidak menghadirinya, atau cukup membayar sejumlah uang sebagai ganti
giliran meronda kampung. Maka jangan heran bila kemudian penghuni suatu
rumah tidak mengenal tetangganya karena tidak ada komunikasi, keakraban, dan
kepedulian antarmereka.
Tetangga, karena begitu dekat posisinya dengan kita, dalam keadaan tertentu
mereka lebih berarti bila dibandingkan dengan kerabat karena keberadaan
kerabat tidak selalu, secara geografis, dekat dengan kita. Tetanggalah yang
dalam batas tertentu kita berikan kepercayaan untuk mengurus dan mengawasi
harta dan keluarga ketika kita sedang bepergian jauh dan cukup lama.
Dalam Alquran dijelaskan bahwa perintah berbuat baik kepada tetangga
disebutkan setelah perintah untuk tidak menyekutukan Allah dan perintah
untuk berbakti kepada kedua orang tua. Firman Allah, artinya), ''Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.
Berbuat baiklah kepada dua orang, ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu
sabil, dan hamba sahaya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
sombong dan membangga-banggakan diri.'' (QS. An-Nisa:36)
Sejalan dengan pentingnya hubungan bertetangga, maka barang siapa melalaikan
hak-hak bertetangga berarti telah melakukan sebuah dosa besar yang terancam
siksa neraka. Rasulullah SAW pun sangat menekankan hubungan baik kepada
tetangga.
Beliau bersabda, ''Selalu Jibril berpesan kepadaku supaya berbuat baik
kepada tetangga, hingga saya mengira kalau ia berhak mendapat warisan.''
(HR. Bukhori-Muslim).
Menolong, bergaul dengan baik, tidak menyakiti, dan memberi pembelaan,
merupakan bentuk perbuatan baik kepada tetangga, di samping juga kita perlu
memuliakan mereka. Salah satunya dengan memberi hadiah, meskipun kecil
nilainya.
Rasulullah pernah menasihati Abu Zar, beliau bersabda, ''Wahai Abu Zar, jika
engkau memasak, perbanyaklah airnya. Berilah tetanggamu.'' (HR.
Muslim)Demikianlah keagungan ajaran Islam dalam membentuk keharmonisan
kehidupan bermasyarakat, hingga perkara sepele.
Namun, kadang kita melalaikannya dan justru membanggakan aturan yang
bersumber dari akal sempit dan dituntun oleh hawa nafsu jahat, sehingga
timbullah ketimpangan. Wallahu A'lam.
Browse: Home > Adab Pertetanggaan
Sabtu, 17 Maret 2012
Adab Pertetanggaan
Sumber :
Republika Online
Artikel Adab Pertetanggaan ini diposting oleh Endy Djubu pada hari Sabtu, 17 Maret 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda yang telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat untuk kita semua, Kritik dan saran nya, silahkan tulis di kotak Komentar di bawah ini, dan jangan lupa di like/suka ya.... Salam hangat dari saya 3nf1try.blogspot.com
0 Comments:
Posting Komentar