Para orientalis Barat selalu menilai Islam sebagai teroris, terbelakang, dan
pengekang kebebasan. Padahal, jika mereka mau menilai secara jujur, dengan
pikiran jernih dan terbuka, maka semua yang dituduhkan itu tidak benar.
Islam adalah agama yang selalu menekankan kepada umatnya untuk berbuat
kebajikan, kedamaian, kasih sayang, dan keselamatan.
Islam merupakan agama yang menganjurkan umatnya untuk selalu berinovasi dan
menuntut ilmu pengetahuan. Perhatikan firman Allah: Bacalah dengan nama
Tuhanmu Yang menciptakan (QS 96: 1). Demikian pula dalam hal kebebasan.
Rasulullah bersabda, "Telah datang kepadaku Malaikat Jibril dan berkata, 'Hai
Muhammad, hiduplah sesuka hatimu, maka sesungguhnya engkau akan mati.
Dan cintailah apa yang engkau cintai, sesungguhnya engkau pasti akan
berpisah dengan kecintaanmu itu. Dan, beramallah apa yang engkau kehendaki,
karena sesungguhnya engkau akan mendapatkan balasan. Lalu, ketahuilah bahwa
semulia-mulianya orang mukmin ialah orang yang melaksanakan tahajud dan
manusia yang terhormat adalah orang yang tidak meminta-minta kepada orang
lain'." (HR Baihaqi dari Jabir).
Hadis di atas menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang menjunjung
kebebasan manusia. Islam memberikan kebebasan hidup, kebebasan beramal,
kebebasan mencintai dan dicintai, kebebasan bekerja, bahkan kebebasan
berpendapat. Namun, kebebasan yang diajarkan Islam bukanlah kebebasan tanpa
batas.
Melainkan kebebasan yang bertanggung jawab, yaitu suatu kebebasan yang
dipertimbangkan secara matang dan komprehensif, yang diatur guna keselamatan
dan kemuliaan manusia. Suatu kebebasan yang dilandasi
pertimbangan-pertimbangan yang rasional. Ada pertimbangan kehidupan akhirat
setelah dunia. Ada pertimbangan mati setelah hidup dan ada pertimbangan
pahala dan dosa.
Perhatikan firman Allah: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari duniawi
dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (QS 28: 77).
Dalam konteks kekinian, kebebasan yang ada sudah kebablasan. Kebebasan yang
ada sudah tidak memperhatikan lagi pengaruhnya, apalagi memperhatikan
norma-norma agama maupun norma kehidupan dalam masyarakat. Tayangan televisi,
misalnya, berebut menayangkan tarian-tarian yang erotis dan menayangkannya
pada waktu-waktu yang tidak terbatas.
Demikian pula dengan media massa tertentu yang selalu mengekspose pornografi
dan kejahatan seksual. Padahal, pada saat bersamaan jutaan anak-anak
menonton dan membacanya. Menayangkan pornografi jelas sudah merupakan
kebebasan yang kebablasan, kebebasan yang merusak norma kehidupan dan ajaran
agama.
Browse: Home > Kebebasan Dalam Islam
Sabtu, 17 Maret 2012
Kebebasan Dalam Islam
Sumber :
Republika Online
Artikel Kebebasan Dalam Islam ini diposting oleh Endy Djubu pada hari Sabtu, 17 Maret 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda yang telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat untuk kita semua, Kritik dan saran nya, silahkan tulis di kotak Komentar di bawah ini, dan jangan lupa di like/suka ya.... Salam hangat dari saya 3nf1try.blogspot.com
0 Comments:
Posting Komentar