Suatu hari Umar bin Khattab yang pada waktu itu menjabat sebagai qadhi (hakim)
datang menghadap Khalifah Abu Bakar As-Shiddik. Dengan disaksikan oleh para
sahabat yang lain, Umar mengajukan pengunduran dirinya dari jabatan itu.
Kata Umar, ''Ya Amirul Mukminin Abu Bakar, sudah lama aku memegang jabatan
qadhi dalam khilafah ini, namun tidak banyak yang mengadukan hal ihwalnya
kepadaku. Karena itu, sekarang aku mengajukan permohonan agar dibebaskan
dari jabatan ini.''
Khalifah Abu Bakar dengan nada heran lantas bertanya, ''Mengapa engkau
mengajukan permohonan ini? Apakah karena beratnya tugas tersebut, wahai
sahabatku Umar?''
Umar bin Khattab menjawab, ''Tidak, wahai Amirul Mukminin. Akan tetapi, aku
sudah tidak diperlukan lagi menjadi qadhi-nya kaum mukminin.
Mereka semua sudah tahu haknya masing-masing, sehingga tidak ada yang
menuntut lebih dari haknya. Mereka juga sudah tahu kewajibannya sehingga
tidak seorang pun yang merasa perlu menguranginya. Mereka satu sama lain
mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.''
''Kalau salah seorang tidak hadir,'' lanjut Umar bin Khattab, ''Mereka
mencarinya. Kalau ada yang sakit mereka menjenguknya, kalau ada yang tidak
mampu mereka membantunya, kalau ada yang membutuhkan pertolongan mereka
segera menolong, dan kalau ada yang terkena musibah mereka menyampaikan rasa
duka cita.
Agama mereka adalah nasihat. Akhlak mereka adalah amar ma'ruf nahi munkar.
Karena itulah tidak ada alasan bagi mereka untuk bertengkar.'' Kisah
tersebut mencerminkan masyarakat yang baik dan pelajaran dalam memperbaiki
masyarakat. Ada dua pilar penting yang harus ditegakkan bersama.
Pertama, menjadikan syariat Islam selain sebagai pedoman hidup juga sebagai
nasihat, sehingga terbentuk keinginan dan harapan yang baik-baik dalam
perasaan individu masyarakat terhadap individu yang lain. Rasulullah Saw
bersabda, ''Tidaklah saling mencintai dua orang dalam agama kecuali yang
paling utama di antara keduanya adalah yang paling besar cintanya kepada
sahabatnya.'' (HR Bukhari).
Pilar kedua adalah amar ma'ruf nahi munkar, yang terwujud dalam aktivitas
meluruskan perilaku-perilaku yang bengkok dan menaruh jalan yang lurus di
tengah jalan-jalan yang bengkok. Sehingga, individu masyarakat sadar akan
perilakunya yang salah, dan ketika tampak di hadapan mereka jalan yang lurus,
diharapkan mereka kembali dengan penuh kesadaran.
Tidak ada proses perbaikan yang lebih baik daripada proses yang dilalui diri
sendiri dengan penuh kesadaran. Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Allah
tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, hingga mereka mengubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. (Ar Ra'd: 11).
Browse: Home > Cermin Masyarakat Ideal
Sabtu, 17 Maret 2012
Cermin Masyarakat Ideal
Sumber :
Republika Online
Artikel Cermin Masyarakat Ideal ini diposting oleh Endy Djubu pada hari Sabtu, 17 Maret 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda yang telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat untuk kita semua, Kritik dan saran nya, silahkan tulis di kotak Komentar di bawah ini, dan jangan lupa di like/suka ya.... Salam hangat dari saya 3nf1try.blogspot.com
0 Comments:
Posting Komentar