Abu Sirwa'ah Uqbah bin Al-Harits RA bertutur, ''Saya salat Asar di belakang
Nabi SAW di Madinah. Setelah salam, beliau segera bangkit, lalu melangkahi
barisan para sahabat guna menuju ke salah seorang istrinya. Para sahabat pun
terperangah atas ketergesa-gesaan beliau itu.
Kemudian, Nabi kembali keluar menemui mereka, dan ketika melihat mereka
terkejut atas ketergesa-gesaan itu, Nabi pun bersabda, 'Aku ingat sepotong
emas yang ada pada kami, dan aku tidak ingin menahannya, maka aku pun
menyuruh agar membagi-bagikan emas itu.'' Dalam riwayat yang lain disebutkan,
''Aku meninggalkan sepotong emas untuk disedekahkan di rumah, dan aku tidak
ingin potongan emas itu menginap di rumahku.'' (HR Bukhari).
Selain memuat pesan agar kita melepaskan diri dari segenap remeh-temeh
kesibukan duniawi ketika sedang melakukan ibadah, hadis tersebut di atas
juga memberi pelajaran pada kita agar berlomba menuju kebaikan.
Fastabiqul-khairat, sebagaimana dalam firman Allah di dua ayat Alquran (QS
2: 148 dan QS 5: 48).
Melalui hadis tersebut, Nabi juga telah memberi contoh konkret pada kita
untuk pandai memanfaatkan peluang yang ada guna melakukan beragam amal salih,
yang jumlahnya sungguh tidak terbilang. Seorang ilmuwan Muslim yang risau
hatinya karena melihat kekalahan demi kekalahan umat Islam oleh kekuatan
kufar itu tergerak hatinya untuk menciptakan teknologi militer yang bisa
memberikan pelajaran telak terhadap musuh, maka tidak diragukan lagi bahwa
hal itu merupakan amal salih.
Bahkan ketika kebiadaban kaum kufar terhadap umat Islam makin menjadi-jadi,
seperti yang terjadi belakangan ini, amal salih semacam inilah yang justru
harus diagendakan, sekaligus direalisasikan dalam tataran global, Dunia
Islam (lihat QS 8: 60).
Percayalah, tugas kita untuk membangun pilar-pilar kekuatan umat sungguh
teramat berat, yang mungkin tidak sebanding dengan jatah waktu yang tersedia
pada kita. Sedangkan duet Amerika dan Israel, yang disokong dengan sekutu
lainnya, makin harmonis.
Mereka memberangus seluruh kekuatan Islam di berbagai penjuru dunia untuk
memuluskan ambisinya, mendirikan negara Israel Raya yang membentang dari
Sungai Eufrat hingga Sungai Nil. Kita baru melangkah, boleh jadi mereka
telah menjejakkan ratusan langkah.
Oleh karena itu, peluang untuk melakukan amal salih itu jangan pernah kita
biarkan hilang. Nabi bersabda, ''Jika kiamat datang, sedangkan di tanganmu
tergenggam setangkai bibit pohon kurma, tanamlah!'' (HR Imam Ahmad).
Sumber :
Republika Online
Browse: Home > Jangan Biarkan Peluang Hilang
Sabtu, 17 Maret 2012
Jangan Biarkan Peluang Hilang
Artikel Jangan Biarkan Peluang Hilang ini diposting oleh Endy Djubu pada hari Sabtu, 17 Maret 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda yang telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat untuk kita semua, Kritik dan saran nya, silahkan tulis di kotak Komentar di bawah ini, dan jangan lupa di like/suka ya.... Salam hangat dari saya 3nf1try.blogspot.com
0 Comments:
Posting Komentar