Dalam sebuah dialog dengan para sahabatnya, Rasulullah SAW bertanya, ''Apakah
kalian menginginkan hati yang tenang dan terpenuhi kebutuhan hidup?" Para
sahabat menjawab, ''Benar, kami menginginkannya.'' Lalu Rasulullah SAW
berkata, ''Sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, berilah makanan yang
sama dengan makananmu, maka akan tenang hatimu dan akan terpenuhi pula
kebutuhan hidupmu.'' (HR Imam Thabrani dari Abu Darda).
Hati yang tenang dan terpenuhi kebutuhan hidup merupakan dambaan setiap
orang. Dengan hati yang tenang, seseorang akam mampu memecahkan berbagai
persoalan hidupnya, betapapun kompleks dan berat masalah yang dihadapinya.
Dengan hati yang tenang pula, seseorang akan memiliki optimisme dalam
mencari dan mendapatkan rezeki yang halal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hati yang tenang dan terpenuhinya kebutuhan hidup ibarat dua sisi pada satu
koin, yang saling melengkapi dan menyempurnakan.
Berdasarkan hadis tersebut di atas, kedua hal yang sangat esensial dan
penting itu dapat dicapai, antara lain dengan memperhatikan anak yatim.
Memperhatikan makanan sehari-harinya, memperhatikan pakaiannya, dan
memperhatikan pendidikannya.
Berkorban untuk kepentingan anak yatim yang sudah tidak memiliki orang tua
yang menjadi tulang punggung keluarganya, apalagi dalam keadaan fakir miskin,
adalah sama dengan menyelamatkan masa depan kehidupan mereka, baik di dunia
ini maupun di akhirat nanti. Beramal untuk kepentingan mereka merupakan amal
shaleh yang akan bernilai abadi di hadapan Allah SWT.
Bahkan, dalam sebuah hadis shahih yang lain, Rasulullah SAW menyatakan, ''Aku
akan bersama para pengurus anak yatim di surga nanti, seperti dua jari
tangan (berdekatannya).'' Sebaliknya, membiarkan anak yatim (terutama dari
keluarga atau tetangga dekat) dianggap perbuatan dosa besar yang sama dengan
mendustakan agama dan hari pembalasan, sebagaimana dinyatakan dalam QS 107:
1-3: ''Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang
menghardik anak yatim dan tidak memberi bagian makanan pada orang miskin.''
Pada saat ini, akibat terjadinya berbagai musibah terutama musibah konflik
di berbagai daerah, terenggut nyawa manusia dalam jumlah yang tidak sedikit
dan telah menyebabkan jumlah anak yatim semakin bertambah banyak. Karena itu,
seluruh kaum muslimin yang mampu hendaknya memiliki kepekaan dan tanggung
jawab yang semakin tinggi untuk menyisihkan sebagian hartanya bagi
kepentingan anak-anak yatim tersebut.
Mudah-mudahan ketenangan hati dan terpenuhi kebutuhan hidup akan kita raih
bersama. Amin. Wallahu A'lam bi ash-Shawab.
Browse: Home > Hati yang Tenang
Sabtu, 17 Maret 2012
Hati yang Tenang
Sumber :
Republika Online
Artikel Hati yang Tenang ini diposting oleh Endy Djubu pada hari Sabtu, 17 Maret 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda yang telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat untuk kita semua, Kritik dan saran nya, silahkan tulis di kotak Komentar di bawah ini, dan jangan lupa di like/suka ya.... Salam hangat dari saya 3nf1try.blogspot.com
0 Comments:
Posting Komentar