Merupakan sunnatullah segala sesuatu selalu bermula dari yang kecil. Tidak
ada dalam sejarah sesuatu bisa muncul menjadi besar tanpa diawali dari yang
kecil. Bangunan yang kokoh tidak mungkin berdiri megah jika tidak didukung
oleh pondasi, pasir, batu, dan semen yang cukup. Demikian pula, negara tidak
akan menjadi beres jika lingkungan terkecil penyusun negara, keluarga, tidak
mengalami keberesan.
Keluarga, menurut pandangan Islam, tidak hanya sebagai tempat berkumpulnya
suami, istri dan anak. Lebih dari itu, keluarga memiliki fungsi dan peranan
yang signifikan dalam menentukan nasib suatu bangsa.
Secara khusus Allah mengingatkan kepada kita dalam firman-Nya, ''Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu ...'' (QS 66: 6).
Allah menegaskan bahwa kerugian terbesar pada hari kiamat nanti adalah
ketika kita kehilangan keluarga yang kita sayangi. Perhatikan firman Allah,
''Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk
karena hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang
beriman berkata: 'Sesungguhnya orang-orang yang merugi ialah orang-orang
yang kehilangan diri mereka sendiri dan keluarga mereka pada hari kiamat.'
Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang zalim itu berada dalam azab yang
kekal.'' (QS 42: 45).
Perbaikan keluarga menjadi keharusan ketika kita hendak memperbaiki negara.
Langkah pertama dalam memperbaiki kualitas keluarga adalah dengan menanamkan
nilai-nilai ketauhidan dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini
pula yang dilakukan dan dicontohkan oleh para rasul dan nabi yang mulia
kepada keluarga, anak, dan istrinya.
Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Ya'qub: ''Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu,
maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.'' (QS 2: 132).
Demikian pula dengan apa yang dicontohkan Luqman kepada anaknya. Perhatikan
firman Allah, ''Dan ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan adalah benar-benar kezaliman yang besar'.''
(QS 31: 13).
Langkah kedua adalah dengan menanamkan kebiasaan untuk saling menasihati.
Saling memberikan nasihat selain sebagai bagian dari hak seorang Muslim
terhadap Muslim lainnya, juga merupakan salah satu perilaku orang beriman
(QS 90:17, 103:3). Dengan dibudayakan saling memberi nasihat, maka keluarga
kita akan selalu terjaga dari kemaksiatan dan kemunkaran serta akan terbina
hubungan yang harmonis dan sakinah.
Langkah ketiga adalah perbanyak doa memohon kebaikan dan keberkahan dalam
keluarga. Allah memberikan teladan melalui doanya Ibadurrahman, ''Ya Tuhan
kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.''
(QS 25: 74) Wallahu a'lam bishawab
Browse: Home > Kualitas Keluarga
Sabtu, 17 Maret 2012
Kualitas Keluarga
Sumber :
Republika Online
Artikel Kualitas Keluarga ini diposting oleh Endy Djubu pada hari Sabtu, 17 Maret 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda yang telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat untuk kita semua, Kritik dan saran nya, silahkan tulis di kotak Komentar di bawah ini, dan jangan lupa di like/suka ya.... Salam hangat dari saya 3nf1try.blogspot.com
0 Comments:
Posting Komentar