Ada dua kemenangan karena Muhammad. Pertama, Rasulullah saw pada pembebasan
Makkah. Kedua, Konstantinopel (ibu kota Imperium Romawi Timur, kini disebut
Istanbul) ditaklukkan pada 29 Mei 1453 oleh penguasa Khilafah Usmaniah,
Muhammad bergelar Al-Fatih (sang pembebas).
Kedua tokoh itu patut diteladani sebab mampu mengalahkan musuh secara cepat,
menguasai teritorial tanpa dapat direbut lagi oleh musuh untuk selamanya,
serta meraih kemenangan terpenting: menyadarkan musuh, serta membebaskan
warga dari kezaliman dan ketakutan.
Sayangnya, kemenangan seperti itu belum terlihat tanda-tandanya selama
operasi militer di Aceh. Selain hanya memunculkan sejumlah korban jiwa dan
cedera, operasi itu juga menyemai ketakutan massal. Betapa pilunya
orang-orang itu yang karena sangat ketakutan, sehingga tidak kuasa menyebut
pelaku pembakaran sekolah, rumah, dan fasilitas umum. Padahal, mereka umat
Islam yang terkepung pertempuran sesama Muslim, di tempat bernama Darussalam
'negeri keselamatan'.
Ketika Nabi Muhammad memasuki Makkah, beliau memberi jaminan keamanan
sehingga warga merasa aman, termasuk orang musyrik. Nabi menyatakan bahwa
yang memasuki rumahnya atau rumah Abu Sufyan, serta meletakkan senjata, maka
jiwa, kehormatan, dan hartanya aman (HR Muslim). Untuk merealisasi
jaminannya, Nabi melarang semua serdadu memprovokasi dan bersikap sombong
terhadap warga taklukan.
Oleh karena itu, tindakan langsung diambil begitu ada indikasi tindakan
indisipliner. Misal, beliau mencopot Saad bin Ubadah sebagai Komandan
Brigade Bani Khazraj, padahal cuma berkata bahwa sekarang hari penghancuran
kaum Quraisy. Akibatnya, mereka yang ingin melawan langsung menyerah karena
percaya janji Rasul.
Muhammad Al-Fatih pun begitu. Dr Ali Muhammad As-Salabi (2003) dalam
Khilafah Ustmaniah menulis bahwa kala menguasai Konstantinopel, dia
menyampaikan pernyataan yang menyejukkan, bukan mengancam-ancam, dan
mempertontonkan kekuasaan. Sebelumnya, dia pun berjanji melindungi warga
taklukan. Dia bolehkan para pendeta tetap memeluk agamanya.
Bahkan, Muhammad rutin makan bersama mereka agar mereka merasa aman. Karena
keluhuran akhlak dua Muhammad tersebut dan penerapan hukum Islam tentang
perang, maka warga taklukan bertobat dan berduyun-duyun masuk Islam. Memang,
Allah telah berjanji bahwa hanya dengan dipimpin Muslim yang baik, dan
meneguhkan diri serta negaranya dengan Din Islam, maka rasa takut akan
berganti aman dan makmur (QS 24:55).
Sumber :
Republika Online
Browse: Home > Ketakutan Massal
Sabtu, 17 Maret 2012
Ketakutan Massal
Artikel Ketakutan Massal ini diposting oleh Endy Djubu pada hari Sabtu, 17 Maret 2012. Terimakasih atas kunjungan Anda yang telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat untuk kita semua, Kritik dan saran nya, silahkan tulis di kotak Komentar di bawah ini, dan jangan lupa di like/suka ya.... Salam hangat dari saya 3nf1try.blogspot.com
0 Comments:
Posting Komentar